Banjarmasin (ANTARA) - Kementerian Pertanian melalui Balai Karantina Pertanian Banjarmasin terus berupaya memacu ekspor produk pertanian di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Perganian (Barantan) Ali Jamil di Banjarmasin Kamis mengatakan, upaya memacu ekspor produk pertanian dari Kalsel diantaranya dilakukan dengan melakukan workshop dan bimbingan teknis ke calon eksportir, agar dapat memenuhi standar "Sanitary dan Phytosanitary" (SPS) negara tujuan.

Selain itu juga memberikan layanan ekspor berupa klinik agro ekspor, agar masyarakat mudah mengakses informasi baik terkait persyaratan ekspor maupun komoditas potensial di wilayahnya dan negara tujuan ekspor.

D itingkat pusat, Kementerian Pertanian melalui Barantan juga melakukan berbagai terobosan seperti layanan Inline Inspection, Kampanye Publik Millenial, Perluasan Akses Negara Mitra dan Sinergisitas Program dengan Kementerian dan Lembaga lainnya.

Berdasarkan data dari sistem automasi perkarantinaan IQFAST di wilayah kerja Banjarmasin mencatat, produk unggulan ekspor asal Kalsel adalah karet, kayu lapis, minyak sawit, daun gulinggang dan palm kernel expeller (PKE).

"Potensi pertanian kita bagus, seperti produk samping kelapa sawit ini, PKE ternyata bernilai ekonomi tinggi, bisa untuk pakan, juga pupuk, lebih bagus nanti bisa diolah dulu menjadi produk setengah jadi atau bahkan barang siap pakai," katanya.

Sebelumnya, Ali Jamil, melepas ekspor minyak sawit dan PKE di Tempat Lain Pemeriksaan Karantina di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Rabu (6/11).

Menurut Jamil, sebelum diekspor, PKE diperiksa dokumen dan fisiknya oleh petugas Karantina Banjarmasin.

Selain itu, petugas juga melakukan pengawasan fumigasi, untuk memenuhi persyaratan negara tujuan.

Setelah memastikan fumigasi berhasil dan komoditas tersebut bebas dari hama penyakit, maka karantina memberikan sertifikat phytosanitary sebagai jaminan kesehatan produk tersebut.

 

Pewarta: Ulul Maskuriah/Latif Thohir
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019