Pesertanya merupakan perawat klinis, akademisi, bidan, dan juga dokter dari seluruh Indonesia
Banda Aceh (ANTARA) - Asosiasi Perawatan Luka Indonesia (Indonesia Wound Care Clinician Association/InWCCA) melakukan pertemuan ilmiah internasional di Banda Aceh, Provinsi Aceh, terkait penangan luka akibat bencana yang terjadi di seluruh Nusantara.

Presiden InWCCA Edy Mulyadi mengatakan pertemuan ilmiah tahun 2019 ini dilakukan di Provinsi Aceh, mengingat daerah berjuluk "Serambi Mekkah" tersebut rawan dan kerap terjadi bencana.

"Kegiatan ini memang rutin setiap dua tahun sekali kita adakan. Tahun ini temanya kebencanaan. Jadi salah satu daerah paling banyak bencana itu Aceh makanya kita laksanakan di sini," katanya, di Banda Aceh, Jumat.

Dia menyebutkan dalam pertemuan ilmiah tersebut akan dipaparkan terkait konsep penanganan luka ketika bencana terjadi di lingkungan masyarakat.

Pesertanya merupakan perawat klinis, akademisi, bidan, dan juga dokter dari seluruh Indonesia.

"Jadi nanti teman-teman perawat ini bisa terpapar ilmu bagaimana penanggulangan luka bencana, sehingga saat bencana terjadi, perwakilan kita di daerah menjadi juru utama untuk membantu masyarakat di daerah bencana itu," katanya.

Ia mengatakan para perawat luka tersebut memang dipersiapkan untuk penanggulangan luka ketika bencana di Indonesia. Program ini tidak melibatkan berbagai lembaga, organisasi, bahkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam menggerakkannya.

"Jadi ini memang kita siapkan, di sini ada sebuah modul tentang konsep-konsep bagaimana tujuh langkah menangani luka bencana di Indonesia. Saat ini kita punya anggota 16.000 perawat klinis terlatih, kalau di Aceh kita punya sekitar 752 orang," demikian Edy Mulyadi.

Baca juga: 3.155 bencana terjadi hingga November 2019

Baca juga: Becak ambulans dimiliki "gampong" Meunasah Serba-Aceh Jaya untuk kedaruratan bencana

Baca juga: 1.117 relawan kesehatan akan jangkau area terpencil terdampak bencana


Pewarta: Khalis Surry
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019