Beijing (ANTARA News) - Pemerintah China mulai membuka impor salak Indonesia menyusul kunjungan sejumlah pejabat badan karantina dan inspeksi China (AQSIQ) ke Indonesia pada 3-4 September 2008 untuk meninjau langsung kondisi hasil perkebunan itu sesungguhnya. "Sejumlah pejabat AQSIQ pada awal bulan ini telah berkunjung ke Indonesia untuk menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan instansi terkait di Indonesia. Antara lain yang disepakati adalah Indonesia bisa ekspor salak ke China," kata Wakil Kepala Perwakilan RI Beijing Mohamad Oemar, di Beijing, Minggu. Selain salak yang diizinkan masuk pasar China, katanya, sejumlah produk makanan, produk pertanian termasuk sayur mayur dan biji-bijian asal Indonesia juga dapat masuk pasar China. Adanya kesepakatan tersebut menjadikan peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor produk pertanian dan perkebunan ke pasar China kian terbuka dan siap bersaing dengan produk serupa dari negara lain yang sebelumnya sudah ada. Oemar menilai, adanya kesepakatan dan kunjungan pejabat AQSIQ ke Indonesia juga merupakan bentuk komitmen kedua negara untuk meningkatkan dan merealisasikan Kerjasama Strategis, khususnya pilar ekonomi, kedua negara yang telah ditandatangani masing-masing presiden pada tahun 2005 di Jakarta. "Kita berharap dengan dibukanya impor produk buah dan sayur asal Indonesia tersebut akan meningkatkan volume perdagangan komoditas pertanian Indonesia ke China," katanya. Permintaan Indonesia agar China membuka kran impor terhadap salak Indonesia telah disampaikan oleh Mendag Mari Elka Pangestu kepada Mendag China (saat itu) Bo Xilai dalam pertemuan Komisi Bersama RI-China di Shanghai pada akhir tahun lalu. Saat itu Mendag Mari minta agar pemerintah membuka kran impor salak asal Indonesia dan berharap agar badan karantina China agar mengunjungi perkebunan salak di Indonesia untuk mengetahui mengenai kondisi sesungguhnya salak di Indonesia. "Dibukanya kran impor salak itu salah satu juga merupakan hasil pertemuan G to G (antar pemerintah) beberapa bulan sebelumnya dan ternyata mendapat tindak lanjut yang sangat positif," kata Oemar. Sebelumnya, pemerintah China juga telah mencabut larangan impor produk perikanan Indonesia terkait adanya penemuan AQSIQ terhadap produk ikan asal Indonesia yang tidak memenuhi standar. Setelah dilakukan perbaikan di dalam serta peninjauan oleh AQSIQ ke sejumlah tempat pengolahan ikan di Indonesia, China akhirnya mencabut larangan produk perikanan Indonesia. "Sejak itu impor produk perikanan Indonesia oleh China sampai kini terus berjalan dengan baik dan diharapkan tidak ada lagi gangguan sehingga menimbulkan larangan lagi," katanya.

Copyright © ANTARA 2008