Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mut'i meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas dalang dan motif penyerangan bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara.

"Muhammadiyah merasa sangat prihatin atas terjadinya pemboman di Mapolrestabes Medan. Kami menyampaikan simpati dan dukacita yang mendalam bagi mereka yang menjadi korban," ujar Mut'i di Jakarta, Rabu.

Dia juga meminta polisi mengusutnya dengan seksama dan tidak terburu-buru membuat pernyataan yang spekulatif, misalnya mengaitkan pelaku dengan kelompok jaringan tertentu.

Baca juga: Bom Medan, Ketua MPR berduka cita

"Pernyataan spekulatif bisa menimbulkan reaksi negatif dari masyarakat," kata dia.

Dia juga menjelaskan bahwa ekstremisme akan selalu ada. Tidak hanya pada kelompok agama tapi juga politik, suku, dan sebagainya. Ekstremisme agama tidak hanya terdapat dalam Islam, tapi juga agama-agama lainnya. Walau demikian tidak berarti ekstremisme meningkat.

"Masyarakat hendaknya tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh informasi yang belum jelas sumber dan kebenarannya. Sebaiknya masyarakat bisa membantu aparatur keamanan, khususnya kepolisian, agar dapat bekerja dengan baik serta menciptakan situasi yang kondusif," imbuh Mut'i.

Sebelumnya, bom bunuh diri terjadi di Mapolrestabes Medan. Kadiv Humas Polri Irjen Pol M Iqbal mengatakan bahwa bom yang meledak di Polrestabes Medan menyebabkan enam orang korban luka-luka yang terdiri dari lima personil Polri dan satu korban masyarakat sipil.

Baca juga: Polisi beberkan enam korban bom bunuh diri Medan
Baca juga: Bantah kebobolan, Mahfud: Terorisme selalu "hit and run"

 

Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019