Jakarta (ANTARA) - Aksi bom bunuh diri di Markas Kepolisian Resor Kota Besar (Mapolrestabes) Medan pada Rabu 13 November 2019, pukul 08.45 mengagetkan masyarakat dan menjadi pusat perhatian pemberitaan.

Bom bunuh diri di Medan, Sumatera Utara, tersebut bukan aksi teror bom pertama di markas kepolisian. Sejumlah aksi teror yang ditujukan ke markas aparat keamanan tersebut telah terjadi sebelumnya.

Aksi teror tersebut bukan hanya bom bunuh diri, namun juga penyerangan yang mengakibatkan terjadinya korban di pihak aparat.

Seperti pada Kamis 10 Oktober 2019, terjadi aksi teror penusukan terhadap Menkopolhukam saat itu, Wiranto.

Pemerintah terus memastikan melawan aksi teror yang telah membahayakan bangsa dan negara, merusak ketenteraman warga.

Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan peristiwa bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan tersebut akan menjadi pintu masuk untuk memberantas jaringan teror di wilayah itu.

Sementara itu, sejak 2011 hingga 2019, setidaknya telah ada lima bom bunuh diri yang meledak di dalam markas penegak tertib hukum tersebut.


Bom Mapolres Cirebon (2011)
Pada Jumat, 15 April 2011, aksi serangan bom bunuh diri terjadi di Masjid Adzikro yang berada di Markas Kepolisian Resor Kota (Mapolresta) Cirebon, Jawa Barat.

Pria bernama Muhammad Syarif Astanagarif (32), warga Pleret, Majalengka, Cirebon, membawa bahan peledak dan ikut serta menjadi jamaah shalat Jumat di Masjid Adzikro di Mapolresta Cirebon.

Bom bunuh diri tersebut meledak pada pukul 12.15 WIB saat akan dilaksanakan shalat Jumat. Bom yang meledak tersebut memuntahkan paku, baut, dan mur mengakibatakn pelaku meninggal dunia dan 25 orang yang berada di sekitar pelaku terluka oleh serpihan bom, paku, baut, dan mur tersebut.

Korban luka termasuk Kapolresta Cirebon AKBP Herukoco yang berada di shaf terdepan dalam shalat Jumat tersebut.


Bom di Mapolres Poso (2013)
Bom bunuh diri di Mapolres Poso, Sulawesi Tengah, terjadi pada tanggal 3 Juni 2013. Ledakan bom terjadi pada pukul 08.03 WITA di antara pos jaga dan Masjid Mapolres Poso.

Kepolisian Negara Republik Indonesia menyatakan pelaku bom bunuh diri di Mapolres Poso, Sulawesi Tengah, adalah Zainul Arifin alias Arif Petak (34) berasal dari Lamongan, Jawa Timur. Ia adalah sosok yang sudah mempersiapkan diri menjadi "pengantin" atau orang yang melakukan aksi bom bunuh diri.

Pelaku bom bunuh diri menggunakan sepeda motor memasuki Mapolres. Ledakan bom terjadi dua kali, membuat tubuh pelaku dan motor yang dikendarainya hancur. Ledakan ini menewaskan pelaku, dan melukai 1 orang pekerja bangunan, namun tidak ada satupun aparat kepolisian yang terluka.


Bom di Mapolresta Surakarta/Solo (2016)
Pada Selasa 5 Juli 2016, seorang pria meledakkan diri di halaman kantor Mapolresta Solo, Jawa Tengah, sekitar pukul 07.35 WIB.

Ledakan terjadi di depan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SKPT) di Mapolresta Solo.

Pelaku bom bunuh diri tewas di tempat akibat ledakan bom dan seorang petugas polisi terluka ringan.

Pelaku bom bunuh diri tersebut masuk menggunakan sepeda motor. Polisi menduga bom yang dibawa pelaku berdaya ledak rendah (low explosive).


Bom di Mapolrestabes Surabaya (2018)
Bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Surabaya bukan aksi tunggal di wilayah tersebut, sebelumnya juga terjadi aksi bom bunuh diri di gereja di Surabaya dan Sidoarjo.

Bom sehari sebelumnya meledak di Gereja Santa Maria Tanpa Cela, Ngaggel, GKI Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Jalan Arjuno.

Aksi bom bunuh diri di Markas Polrestabes Surabaya, Jalan Sikatan, terjadi pada Senin 14 Mei 2018 sekitar pukul 08.50 WIB. Bom meledak di gerbang masuk markas kepolisian di Surabaya tersebut.

Berdasarkan rekaman CCTV pelaku pemboman berboncengan berusaha masuk ke Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya. Saat itu, petugas jaga dan provost tengah memeriksa sebuah minibus yang hendak memasuki Mapolrestabes.

Saat itulah, dua motor ingin mendahului minibus dan masuk ke gerbang. Namun saat diperiksa, pengendara sepeda motor tersebut meledakkan diri.

Empat pelaku tewas, sementara ada empat polisi yang menjadi korban luka dan enam warga yang berada di lokasi ledakan menjadi korban luka.

Sementara seorang anak perempuan berjilbab yang awalnya dibonceng pelaku selamat setelah terlempar.

Bom Surabaya ini dilakukan oleh satu keluarga dan melibatkan anak kecil.


Bom di Mapolrestabes Medan (2019)
Seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya di Mapolrestabes Medan, pada Rabu, 13 November 2019 sekitar pukul 08.45 WIB.

Menurut aparat, pelaku masuk melalui pintu depan Mapolrestabes Medan dengan menggunakan atribut ojek daring.

Pelaku diduga memanfaatkan momen Polrestabes yang saat itu sedang ramai didatangi warga untuk membuat SKCK.

Kemudian pelaku berjalan menuju Kantor Bagian Operasi Polrestabes Medan yang tidak jauh dari pintu pemeriksaan. Sesaat kemudian, pelaku meledakkan diri.

Akibat ledakan tersebut, pelaku tewas dan enam orang terluka. Empat korban merupakan polisi, yakni Kasi Propam Polrestabes Medan Kompol AM, Kasubbag Binops Polrestabes Medan Kompol S, Brigadir Si Propam Polrestabes Medan Aipda DH, dan Brigadir Si Propam Polrestabes Medan Bripka JC.

Dua orang lagi, pekerja harian lepas berinisial RP dan seorang mahasiswa berinisial IMS.
 

 

Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019