Manokwari (ANTARA) - Bank Indonesia mencatat transaksi kredit perbankan di Provinsi Papua Barat mengalami pertumbuhan sebesar 11,34 persen.

"Data tahunan tumbuh signifikan pada triwulan III 2019, meskipun masih lebih rendah dibanding realisasi pertumbuhan pada triwulan II yang mencapai 14,18 persen," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua Barat, Donny Heatubun di Manokwari, Selasa.

Menurutnya, pertumbuhan kredit berdampak positif terhadap pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di daerah tersebut. Dia berharap, sektor ini dapat menopang pertumbuhan ekonomi Papua Barat.

Sementara itu, lanjutnya, dana yang dihimpun dari masyarakat pada triwulan III juga tumbuh sebesar 7,67 persen.

"Lagi-lagi realisasi triwulan II lebih besar yakni 16,15 persen. Ini terjadi karena pengaruh hari besar keagamaan," katanya.

Sedangkan rasio non performing loan (NPL) atau kredit bermaslah meskipun mengalami peningkatan Papua Barat masih dalam batas wajar atau sehat. Rasio NPL di daerah tersebut tercatat sebesar 4,71.

"Rasio NPL kita memang meningkat tapi masih di bawah 5. Kalau 5 ke atas itu artinya jelek atau kurang sehat. Kita punya masih bagus," katanya.

Bank Indonesia, kata dia, terus mendorong peningkatan pada sistem pembayaran. Sistem pembayaran Papua Barat berjalan cukup bagus, efisien, cepat, aman dan handal

"Transaksi tunai di Papua Barat pada triwulan III mengalami net flow. Artinya, lebih banyak uang keluar dibanding masuk ke Bank Indonesia," ujarnya.

Berdasarkan catatan BI selama ini, net flow biasa terjadi pada triwulan III dan diperikan akan meningkat pada triwulan IV, karena menghadapi hari raya Natal dan libur panjang pada momentum pergantian tahun.


Baca juga: OJK optimistis kredit perbankan di Sulsel tumbuh 6,5 persen
Baca juga: OJK: Angka kredit macet perbankan di Solo meningkat
Baca juga: Penyaluran KUR di Sumsel di bawah 50 persen


Pewarta: Toyiban
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019