Jakarta (ANTARA) - Head of Corporate Strategy and New Business Toyota Astra Motor Lina Agustina menyebutkan pasar otomotif yang dilihat dari penjualan mobil hingga kuartal III-2019 turun sekitar 11-12 persen karena berbagai faktor, mulai dari daya beli masyarakat hingga kondisi politik.

"Bukan hanya faktor ekonomi, kondisi politik yang mulai memanas di awal tahun sampai Oktober kemarin membuat konsumen 'wait and see' baru membeli barang yang sifatnya jangka panjang," kata Lina.

Lina mencatat penjualan kendaraan roda empat oleh Toyota sendiri turun sekitar 9 persen pada kuartal III-2019.

Faktor lainnya yang membuat lesunya pasar otomotif yakni permintaan kenaikan Upah Minimum Regional (UMR). Demonstrasi buruh pun membuat produksi mobil terhambat hingga membuat pasokan terbatas.
Baca juga: Pasar lesu, Toyota yakin jualan mobil nasional stagnan 1 juta unit
Baca juga: Asuransi Astra tumbuh 10 persen semester I, meski pasar otomotif turun

Dari sisi produk sendiri, variasi mobil pada 2019 tidak terlalu banyak, dibandingkan pada 2018. Lina menjelaskan bahwa banyak varian produk mobil baru yang diluncurkan pada akhir 2017, sehingga mampu mendongkrak penjualan pada 2018.

Secara komposisi, kendaraan komersial, seperti truk berkapasitas 5 ton turun signifikan hingga 25 persen, dibandingkan mobil berpenumpang.

"Komersial paling besar dampaknya dari pertumbuhan ekonomi. Suka tidak suka ada dampak, komoditas yang turun. Penggunaan produk komersial mungin karena ada penurunan produksi dan penurunan logistik," kata Lina.

Ia menambahkan prospek industri otomotif sendiri masih akan mengalami pelemahan dengan adanya rencana pemerintah daerah untuk menaikkan pajak kendaraan sebesar 2,5 persen.
Baca juga: Toyota Masih Pimpin Pasar Meski Penjualan Turun 32,5 Persen

Kondisi ini membuat konsumen tidak berani menghabiskan uangnya untuk membeli mobil.

Namun demikian, Lina masih melihat ada sisi positif dari perluasan kebijakan ganjil-genap di sejumlah ruas jalan. Kebijakan ini membuat konsumen membeli mobil agar mempermudah mobilitas mereka.

Selain itu, rencana pemerintah untuk memberi insentif terhadap mobil listrik dan mobil hybrid juga tengah ditunggu pelaku usaha otomotif. Aplikasi "ride sharing" seperti Go-Car dan Grab Car juga membuat industri ini masih tetap tumbuh.

"Grab dan Go-Jek masih ambil mobil, berlanjut terus. Bukan cuma 'ride sharing', tapi 'car sharing' juga sudah mulai muncul di Indonesia, terutama di kota-kota besar," kata dia.
Baca juga: Toyota optimistis pasar otomotif Indonesia triwulan IV tumbuh
Baca juga: Toyota pimpin pertumbuhan pasar otomotif Indonesia Januari-Juli 2016
Pewarta:
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019