Tokyo (ANTARA News) - Posisi Sekjen Liberal Democratic Party (LDP) Taro Aso terus menguat dan dipastikan akan menggantikan PM Yasuo Fukuda untuk memimpin partai tersebut, menyusul rencana LDP yang ingin membubarkan parlemen secepatnya agar bisa segera menggelar pemilu pada Oktober mendatang. Demikian media massa Jepang di Tokyo, Kamis, yang menyebutkan posisi Aso semakin kuat, empat hari menjelang pemilihan ketua umum partai yang akan diadakan pada Senin (22/9). Menurut NHK, kepastian itu diperoleh setelah sebagian besar anggota parlemen dan juga para perwakilan dari provinsi di Jepang (masing-masing tiga orang) yang menyatakan akan memilih Taro Aso, sehingga acara pemilihan sebetulnya hanya merupakan formalitas untuk mengukuhkannya. Pemungutan suara untuk pemilihan ketua umum baru akan melibatkan 527 anggota LDP, 386 di antaranya berasal dari anggota LDP yang duduk di parlemen saat ini, sedangkan sisanya datang dari perwakilan propinsi (tiga orang dari setiap propinsi). Lima kandidat LDP yang bertarung memperebutkan kursi ketua umum adalah mantan Ketua Kebijakan Partai Nobuteru Ishihara, dua mantan Menteri Pertahanan, Yuriko Koike dan Shigeru Ishiba, kemudian Sekjen LDP Taro Aso, dan Kaoru Yosano, yang kini menjabat Menteri Ekonomi dan Kebijakan Fiskal. Perkembangan situasi di tubuh LDP ternyata membuat partai berkuasa tersebut berani memutuskan untuk secepatnya menggelar pemilu pada bulan depan, setelah sebelumnya lebih dulu membubarkan parlemen. Menurut sumber di departemen politik partai LDP, seperti dikutip Asahi Shimbun dan Yomiuri Shimbun, meski belum ditetapkan secara resmi, namun desakan untuk menggelar pemilu pada 26 Oktober terus menguat. Argumen agar pemilu dipercepat, didasarkan pada pandangan bahwa di masa-masa awal, pemerintah Jepang akan mendapatkan dukungan yang kuat dari publiknya, sehingga pemilihan perdana menteri baru yang digelar sebulan sebelum pemilu, akan mendapatkan kesan positif rakyat. Dengan sendirinya upaya itu akan mengantarkan LDP mempertahankan suara mayoritas di parlemen Jepang (majelis rendah). (*)

Copyright © ANTARA 2008