Ramallah, Palestina (ANTARA) - Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh pada Rabu (27/11) mendesak Uni Eropa agar menekan Israel sehingga Pemerintah Otonomi Palestina (PA) bisa menyelenggarakan pemilihan umum di Jerusalem.
Baca juga: PM Palestina seru pemerintah Trump agar cabut tindakan atas Palestina
PM tersebut, selama pertemuan di kantornya di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, dengan wakil, konsul dan duta besar EU menyeru organisasi regional itu agar bersiap memberi sumbangan dalam pengawasan proses pemilihan umum, demikian laporan Kantor Berita Palestina, WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis. Ia menekankan bahwa rakyat Palestina memiliki pengalaman panjang dalam pemilihan umum selama bertahun-tahun belakangan ini; baik dalam pemilihan anggota dewan legislatif maupun pemilihan presiden atau dalam pemilihan anggota dewan lokal, dewan mahasiswa, maupun anggota kamar dagang.

Ia mengatakan pimpinan Palestina, yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas, memiliki sikap politik kuat untuk menyelenggarakan dan mengatasi setiap tantangan yang jatuhkan oleh pihak apa pun.

"Demokrasi rakyat Palestina telah menjadi korban perpecahan dan pemilihan umum adalah cara kami ke luar dan gerbang untuk melindungi hak kami serta persatuan rakyat kami," ia menambahkan.

Baca juga: Palestina bantah tuduhan soal campur tangan dalam pemilu Israel
PM itu memberi penjelasan delegasi EU laporan penampilan pemerintah selama masa belakangan ini dan hasil dari tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai kemandirian ekonomi secara bertahap dari penguasa pendudukan Israel, untuk memperkuat produk nasional, dan mendorong perdagangan langsung dengan dunia dan negara Arab khususnya.

Sumber: WAFA
Baca juga: Shtayyeh: Pemisahan bertahap dari pendudukan dalam proses

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019