kualifikasi yang banyak dibutuhkan mayoritas lulusan SMA dan dari 1.318 lowongan, 730 lowongan untuk lulusan SMA.
Bandung (ANTARA) - Sebanyak 1.318 lowongan kerja tersedia pada Job Fair 2019 atau bursa kerja bertema Milenial Festival yang diadakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat pada 11-12 Desember 2019 di kantor Disnakertrans Jabar, Jalan Soekarno Hatta 532 Kota Bandung.

"Pada Job Fair tahun ini ada 1.318 lowongan dari 30 perusahaan di Bandung Raya terbuka lebar untuk para pencari kerja di sekitar Bandung Raya bahkan 27 kota dan kabupaten di Jabar pada umumnya," kata Sekretaris Disnakertrans Jawa Barat Agus E Hanafiah pada acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate Bandung, Kamis.

Menurut dia, alasan pihaknya mengadakan bursa kerja merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mengurangi jumlah pengangguran di Jawa Barat yang saat ini mencapai 1,9 juta orang.

Disnaketrans Jawa Barat, kata dia, bekerja sama dengan 30 perusahaan dengan sebelas bidang dan 119 posisi yang terbuka untuk lulusan SMP hingga sarjana usia dari 17 hingga 45 tahun.

Baca juga: SINERGI gelar bursa kerja inklusif bantu milenial kurang mampu

Dia mengatakan kualifikasi yang banyak dibutuhkan mayoritas lulusan SMA dan dari 1.318 lowongan, 730 lowongan untuk lulusan SMA.

Agus menuturkan bursa kerja yang diselenggarakan kali berbeda dengan bursa kerja sebelumnya, karena bursa kerja kali ini merupakan banyak memanfaatkan teknologi.

"Jadi proses transisi dari konvensional ke teknologi informasi, maka pelamar nanti tidak perlu bawa map cukup handphone saja untuk meng-scan barcode perusahaan yang dituju," ujar dia.

Selain bekerja di perusahaan yang ada di Bandung Raya, lanjut dia, dalam bursa kerja tersebut pun dibuka lowongan kerja untuk jadi pekerja migran ke Malaysia dan Polandia dan jumlahnya mencapai 250 lowongan.

Ia mengatakan pada bursa kerja tersebut pihaknya pun akan memantau proses pendaftaran hingga seleksi pelamar bahkan hingga kelulusan pelamar.

Baca juga: Kormo, aplikasi bursa kerja dan pengembangan karier

Hal tersebut untuk menghapus stigma bursa kerja yang muaranya tidak jelas dan pelamar sering berprasangka, lamaran yang mereka masukkan ke bursa kerja berujung tidak jelas.

"Sehingga ada kesepahaman dengan perusahaan, mari kita terbuka tentang proses perekrutan sistem seleksi, diselenggarkan, testing, pas pengumuman kita dikasi tahu, yang paling penting gimana transparansi bagi yang tidak lulus," kata dia.

Oleh karena itu, bursa kerja yang mereka selenggarakan benar-benar mengawinkan orang-orang yang memiliki kompetensi dengan perusahaan yang membutuhkan.


 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019