Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) menegaskan kerja sama dengan Saudi Aramco tetap berlanjut namun dengan penawaran skema baru.

"Kita masih berjalan, tetapi ada 'opsi' skema lain, seperti dengan kilang Balikpapan," kata Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis.

Skema lain tersebut ditawarkan, karena Pertamina dan Saudi Aramco tidak kunjung menemui kesepakatan dalam valuasi aset.

Baca juga: Kerja sama Pertamina-Aramco diharapkan wujudkan kemandirian energi

Lebih lanjut, Nicke menjelaskan bahwa skema baru yang ditawarkan dalam pembangunan kilang Cilacap bakal sama seperti dengan skema kilang Balikpapan. Di mana, berarti, Pertamina dan Aramco tidak memerlukan spin off aset kilang eksisting.

"Kita akan membangun kilang baru, misalnya dengan adanya anak perusahaan dari kedua kesepakatan," kata Nicke.

Dirut Pertamina juga mengatakan jika kilang eksisting tetap operasi tapi sistemnya dengan "toll fee".

"Ini dilanjutkan. Targetnya di triwulan pertama tahun depan ini sudah harus selesai," tegas Nicke.

Baca juga: Erick Thohir: Keputusan valuasi Pertamina-Aramco hingga akhir tahun

PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco, perusahaan migas asal Arab Saudi, hingga saat ini masih membahas valuasi proyek kerja sama pengembangan kilang pengolahan minyak di Cilacap, Jateng.

Sebelumnya, Ia menargetkan hal tersebut akan selesai dikaji pada tahun ini.

Pertamina dan Saudi Aramco pada skema awal, sepakat bersama-sama melibatkan reputable financial advisor sebagai valuator ketiga dalam rangka finalisasi valuasi dan skema kerja sama.

Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi sempat mengadakan pertemuan yang membahas kelanjutan pengembangan kilang minyak Cilacap kerja sama Pertamina dan Saudi Aramco, namun hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut mengenai valuasi aset.

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019