Jakarta (ANTARA News) - Fakta kesehatan jiwa di ibukota Jakarta semakin memprihatinkan, di mana dari delapan juta penduduknya, dua juta di antaranya atau satu banding empat, menderita gangguan neurotik atau gangguan kecemasan. "Gangguan ini tidak berbahaya, namun mengurangi produktivitas," kata Staf Ahli Menteri Kesehatan, Rahmi Kuntoro, saat memberi sambutan pada Seminar "Kesehatan Jiwa Menjadi Prioritas global", di Jakarta, Rabu. Sementara itu 8.000 dari dua juta penduduk Jakarta terdeteksi mengalami gangguan jiwa skizofrenia, yang pada level ini gangguan jiwa sudah dalam kategori berat. Data WHO menyebutkan, selama tiga tahun terakhir (2005-2007) sedikitnya 50 ribu orang Indonesia melakukan bunuh diri akibat kemiskinan dan himpitan ekonomi. Faktor ekonomi ini, ujarnya, memang membuat seseorang menjadi rentan terhadap stress, cemas, ketergantungan pada zat psikoaktif serta berperilaku menyimpang. (*)

Copyright © ANTARA 2008