Kami usahakan 2021 selesai proses pembebasan tanah dan konstruksi
Kulon Progo (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengharapkan pemerintah pusat dan Daerah Istimewa Yogyakarta mempercepat pembangunan infrastruktur penunjang Bandara Internasional Yogyakarta yang ada di Kabupaten Kulon Progo.

Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas di Kulon Progo, Senin, mengatakan, rencana awal, Bandara Internasional Yogyakarta ditargetkan beroperasi penuh pada akhir Desember ini, tapi sampai saat ini baru ada 15 penerbangan yang terbang dari bandara ini.

"Ini berarti pemindahan penerbangan dari Bandara Adisutipto Yogyakarta ke Bandara Internasional Yogyakarta dilakukan pada awal 2020," kata Hemas.

Ia mengatakan Pemkab Kulon Progo memaparkan bahwa percepatan pembangunan infrastruktur pendukung, seperti jalan membutuhkan anggaran dari pemerintah pusat dan Pemda DIY.

"Yang belum dibangun, baru diidentifikasi. Setelah itu, akan dikomunikasikan dengan pusat terkait program yang belum terealisasi," katanya.

Terkait persoalan pembangunan jalan tol, Hemas mengatakan ada beberapa alternatif jalan menuju Bandara Internasional Yogyakarta, baik yang dibuat layang atau pun di darat. Termasuk, jalan yang akan dibangun di dekat kereta api.


Baca juga: Delegasi Republik Ceko temui Sultan bahas kerja sama kereta bandara
Baca juga: AP I: TP4 bantu pembangunan infrastruktur lebih cepat


"Jadi tidak akan berpengaruh pada masuknya investasi di Kulon Progo," katanya.

Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulon Progo Agus Langgeng Basuki mengatakan konsep tol yang melintasi Kulon Progo masih belum ada keputusan

"Kami belum bisa menyebutkan pintu-pintu tol yang lewat Kulon Progo. Kami hanya diminta Pemda DIY untuk memberi masukan terkait konsep tol tersebut yang kemudian diusulkan ke Direktorat Kementerian Bina Marga," kata Langgeng.

Ia mengatakan exit tol ini dirancang untuk melayani pengguna jalan di sejumlah kawasan strategis, seperti RSUD Wates, kawasan perkotaan Wates baru, kawasan industri di Kecamatan Sentolo dan terutama Yogyakarta International Airport (YIA).

"Adapun konsep yang diusulkan Pemkab Kulon Progo yaitu kehadiran tiga exit tol yang dirancang mampu menampung lebih dari 500.000 kendaraan. Kemudian mempermudah akses kendaraan di kawasan strategis," katanya.

Lebih lanjut, Langgeng mengatakan pemkab juga telah menyusun rencana detail teknis (DED) jalan layang yang menghubungkan jalan tol, jalan nasional dan RSUD Wates. Saat ini, RSUD Wates sedang dalam tahap penyelesaian pembangunan untuk menjadi rumah sakit berstandar internasional.

"Pembangunan jalan layang kami usahakan anggarkan lewat dana keistimewaan karena lokasi ruas jalan dari rumah sakit menuju jalan nasional, yang nanti terhubung ke rencana tol itu masuk satuan ruang strategis keistimewaan Wates. Artinya, kalau memungkinkan bisa menggunakan dana keistimewaan. Itu sedang kami usulkan," katanya.

Dia mengatakan kebutuhan anggaran pembangunan jembatan layang berdasarkan DED jembatan layang berkisar Rp140 miliar. Nominal ini sudah termasuk dana pembebasan lahan dan proses pembangunan.

"Rencananya, jembatan layang dari RSUD Wates tembus jalan nasional, tepatnya di simpang empat Tambak. Kebutuhan tanah sendiri tidak banyak karena menggunakan jalur yang ada, kemudian dilebarkan," katanya.

Menurut dia, keberadaan jembatan di samping menunjang aksesbilitas dari dan ke RSUD Wates, juga untuk memudahkan masyarakat perkotaan Wates di sisi utara rel kereta api bisa langsung mengakses ke jalan nasional dan rencana jalan tol.

"Kami usahakan 2021 selesai proses pembebasan tanah dan konstruksi," katanya.


Baca juga: Bandara Internasional Yogyakarta bakal rampung triwulan I 2020
Baca juga: Sultan harapkan pemerintah pusat bangun infrastruktur Joglosemar
Baca juga: AP: infrastruktur pendukung BIY hambat penerbangan internasional


 

Pewarta: Sutarmi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019