Beijing (ANTARA News) - Indonesia dan China menyepakati pertemuan tim perunding teknis antara kedua negara untuk melakukan perundingan ulang kontrak penjualan gas alam cair (LNG) Tangguh. Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden China, Hu Jintao, di Balai Agung Rakyat, Beijing, Kamis. Dalam pertemuan selama 20 menit itu, Presiden Yudhoyono menyinggung niat Indonesia untuk membicarakan ulang harga jual LNG Tangguh yang tercantum dalam kontrak penjualan kepada pemerintah daerah Fujian. Menurut Jurubicara Kepresidenan Dino Pati Djalal, dalam pertemuan tersebut renegosiasi kontrak LNG Tangguh tidak dibahas secara detil. Namun, Presiden Yudhoyono menyampaikan tim perunding Indonesia yang dipimpin Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan datang ke Beijing untuk melakukan negosiasi ulang. "Direncanakan tim perunding kita akan datang ke Beijing dalam waktu dekat, tinggal menunggu tanggalnya. Yang jelas, proses itu jalan terus," kata Dino. Ia menambahkan, pemerintah China sudah memahami posisi Indonesia dalam renegosiasi kontrak LNG Tangguh. "Dengan kedatangan tim perunding Indonesia di China nanti, itu berarti mereka bersedia membahas hal ini," katanya. Selain membahas rencana renegosiasi kontrak LNG Tangguh, pada pertemuan bilateral antara Presiden Yudhoyono dan Presiden Hu Jintao, kedua negara juga berkomitmen program pinjaman konsensi yang diberikan China kepada Indonesia tidak berhenti, meski terjadi krisis keuangan global. Hu Jintao, menurut Dino, menginginkan kerjasama Indonesia dan China dalam proyek-proyek infrastruktur dapat dijaga dan diteruskan baik pada tingkat bilateral, regional, dan internasional. Sedangkan Presiden Yudhoyono menginginkan kerjasama dengan China ditingkatkan dalam bidang energi, khususnya dalam pembangunan pembangkit tenaga listrik yang sudah berlangsung dalam program pinjaman konsesi dengan pemerintah China. Pada pertemuan itu, Presiden Yudhoyono menyatakan kepuasannya terhadap hubungan perdagangan Indonesia-China yang hampir mencapai 30 miliar dolar AS, sesuai dengan yang ditargetkan oleh kedua negara. Pada pertemuan itu, Presiden Yudhoyono mengundang PM China Wen Jibao datang ke Indonesia untuk meresmikan langkah nyata memajukan kerjasama strategis Indonesia China. Dino mengatakan respon pemerintah China terhadap pembicaraan tersebut, termasuk soal renegosiasi kontrak LNG Tangguh, sangat positif. Para menteri Kabinet Indonesia Bersatu yang mendampingi Presiden Yudhoyono dalam pertemuan bilateral itu adalah Menko Polhukam Widodo AS, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, Menteri Energi Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto serta Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi. Pejabat negara lain yang mendampingi pertemuan bilateral itu adalah Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Syamsir Siregar dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman. (*)

Copyright © ANTARA 2008