Jakarta (ANTARA) - Ada langkah-langkah tertentu untuk menjaga pakaian dan mesin cuci Anda bebas dari kontaminasi bakteri berbahaya.

"Bakteri cenderung mengintai di laci deterjen, stempel karet, dan wadah cuci, " kata Hilary Metcalf, MPH, dari ahli masalah infeksi dari Mission Hospital di Orange County, California, seperti dilansir Healthline.

Menurut dia, konsumen harus sangat waspada bila menyimpan mesin cuci di lingkungan yang lembab seperti garasi atau gudang, karena ini lingkungan yang sempurna untuk bakteri berkembang. Bakteri seperti E. coli, salmonella, dan Klebsiella oxytoca bisa menyebabkan pneumonia, infeksi kulit, kram perut, muntah, dan diare, terutama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah.

Cobalah mencuci mesin cuci Anda.

"Mencuci mesin cuci Anda sekali sebulan secara signifikan dapat mengurangi paparan Anda dan keluarga terhadap kuman dan infeksi," tutur Metcalf.

Anda tak perlu khawatir soal siklus mencuci. Sebagai gantinya, aturlah waktu mencuci sesuai kasus per kasus tergantung pada tingkat kotornya pakaian.

“Pencucian rumah yang normal cukup menghilangkan kotoran semisal tanah. Namun, jika terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh, pencucian harus ditingkatkan dengan larutan desinfektan seperti hidrogen peroksida, pemutih, atau Boraks, dan dalam air dengan suhu 160 derajat Farenheit (71 derajat Celcius)," papar Metcalf.

Beberapa mesin cuci memiliki pengaturan "sanitasi" yang suhunya bisa naik di luar siklus pencucian normal.

Selain itu, mengeringkan pakaian di luar ruangan bisa membantu Anda menjauhkan patogen dari pakaian.

“Pembunuh kuman terkuat adalah matahari. Beberapa ilmuwan mengatakan untuk menghindari penggunaan pengering samasekali," kata CJ Xia dari perusahaan Boster Biological Technology.


Baca juga: Ada bakteri di mesin cuci, berbahaya kah?

Baca juga: Apa keunggulan "wet cleaning" dibandingkan "dry cleaning"?

Baca juga: Mesin cuci ini dapat terhubung ke ponsel pintar

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019