Banda Aceh kini telah berhasil bangkit kembali dengan membawa martabat dan wibawanya. Bahkan, tercatat menjadi "role model" dunia sebagai kota yang tangguh, karena 15 tahun lalu pernah luluh-lantak akibat bencana
Banda Aceh (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), La Nyalla Mahmud Mattalitti mengapresiasi kemajuan pembangunan di Kota Banda Aceh dan sekitarnya, setelah 15 tahun lalu terjadi bencana gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan wilayah pesisir pantai di Aceh.

"Setelah terdampak paling parah pada bencana tsunami 2004, sekarang Kota Banda Aceh kembali menggeliat. Lebih berwarna-warni, aktivitas warga, dan ekonominya kembali bergerak normal," katanya sebelum bertolak ke Jakarta dari Banda Aceh, Ahad.

Ia mengatakan, pihaknya menilai pembangunan di "Kota Serambi Mekkah" -- julukan Banda Aceh -- lebih maju dibandingkan sebelumnya, terutama wilayah terdampak tsunami pada kabupaten/kota lainnya di provinsi paling barat Indonesia ini.

Menurutnya, Banda Aceh kini telah berhasil bangkit kembali dengan membawa martabat dan wibawanya. Bahkan, lanjutnya, tercatat menjadi "role model" dunia sebagai kota yang tangguh, karena 15 tahun lalu pernah luluh-lantak akibat bencana.

Sebagai ketua DPD, ia pun akan mendukung penuh setiap program-program unggulan Pemerintah Kota (Pemkot) Banda Aceh ke depan. "Sesuai filosofi sepak bola, yakni mencetak gol, dan menang. Saya minta pak wali kota untuk 'mendatangkan' empat striker yang mumpuni dalam mewujudkan 'Banda Aceh Gemilang'. Keempat striker itu adalah empat orang senator (anggota DPD) asal Aceh," katanya.

Ia mengaku, setiap anggota DPD memiliki komitmen dan tanggung jawab yang wajib membangun daerahnya masing-masing, dan dengan demikian otomatis semua provinsi di Indonesia akan mampu maju bersama.

"Dalam waktu dekat, kami juga akan membangun rumah aspirasi DPD Aceh di Banda Aceh, mohon dukungannya dari semua pihak. Terakhir saya ucapkan selamat kepada Persiraja, untuk sponsor akan saya bantu cari," ucap dia.

La Nyalla menambahkan kedatangan rombongan DPD ke Aceh dalam rangka menyerap aspirasi, dan sekaligus ingin mengetahui kemajuan pembangunan di suatu daerah sesuai visi yang diusung pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman dan Zainal Arifin, yakni "Terwujudnya Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariah".

Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman saat menggelar jamuan makan malam rombongan DPD mengatakan, pihaknya dewasa ini sedang berupaya keras untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran.

"Salah satunya dengan menggenjot sektor pariwisata yang 'output-nya' kami proyeksikan akan mendongkrak perekonomian kota dan masyarakatnya," kata Aminullah di hadapan tujuh anggota DPD, yakni La Nyalla Mahmud Mattalitti, Bustami Zainuddin, Ahmad Bastian, dan Awang F Hidayat, termasuk tiga orang "senator" asal Aceh, yaitu Abdullah Puteh, Fachrul Razi, dan M Fadhil Rahmi.

Ia mengatakan  bahwa iklim investasi Banda Aceh dewasa ini berlangsung sangat kondusif baik bagi investor dalam negeri maupun asing.

"Saat ini para investor mulai berdatangan. Beberapa hotel berbintang dan mal tengah dibangun, termasuk Trans Studio Mal yang terbesar di Sumatera. Komitmen kami memberi kemudahan-kemudahan untuk berinvestasi di Banda Aceh," kata dia.

Pemkot Banda Aceh juga telah sukses membawa Persiraja kembali ke Liga 1 atau kasta tertinggi sepak bola Indonesia, setelah 12 tahun lamanya klub kebanggaan masyarakat Aceh tersebut lolos dari "lubang jarum" saat mengalahkan Sriwijaya FC di perebutkan tempat ketiga tahun 2019.

Namun, kata Aminullah, Persiraja kini memiliki tantangan baru untuk mengarungi Liga 1 yang rencananya bergulir Maret 2020, yakni finansial. "Mengingat Pak La Nyalla sebagai salah satu tokoh penting persepakbolaan Indonesia, saya berharap bapak dapat membantu untuk menggaet sponsor bagi Persiraja," demikian Aminullah Usman.

Baca juga: Wali Wota ajak warga Banda Aceh ikuti zikir akbar 15 tahun tsunami

Baca juga: JK berpesan Aceh terus kelola pemerintahan dengan baik

Baca juga: Kenang 15 tahun tsunami Aceh, ziarah dilakukan di pekuburan massal


 

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020