Ottawa (ANTARA) - Sejumlah badan intelijen negara-negara Barat yang melakukan penilaian awal menyimpulkan bahwa pesawat Ukraina yang jatuh di Iran pada Rabu (8/1) bukan akibat tembakan rudal, menurut sumber keamanan Kanada.

Sumber itu, yang menolak identitasnya disebutkan, mengungkapkan badan-badan intelijen yakin pesawat Boeing 737 mengalami masalah teknis. Pesawat milik Ukraine International Airline tersebut jatuh sesaat setelah lepas landas dari Teheran, menewaskan seluruh 176 orang di dalamnya.

Kecelakaan nahas itu terjadi setelah Iran meluncurkan serentetan serangan roket terhadap dua pangkalan militer di Irak, yang ditempati pasukan AS.

"Penafsiran awal lembaga intelijen Barat adalah bahwa pesawat tidak ditembak jatuh oleh rudal. Tak ada bukti yang mengarah pada itu," katanya.

Kalangan lembaga intelijen yakin bahwa penyebab paling dominan dalam kecelakaan tersebut kemungkinan adalah malfungsi, kata sumber itu. Ia juga mengatakan ada beberapa bukti bahwa salah satu mesin pesawat terlalu panas.
 
Boeing mengatakan pihaknya telah mengontak maskapai terkait dan menyatakan siap membantu, tanpa memberikan komentar lainnya.

Pada Juli, pesawat milik maskapai Malaysia dengan rute Amsterdam - Kuala Lumpur ditembak jatuh di atas wilayah Ukraina timur selama masa perlawanan oleh separatis dukungan Rusia. Semua 298 orang yang berada di dalam pesawat itu tewas.

Sumber: Reuters

Baca juga: Ukraina koordinasi dengan Iran soal pesawat yang tewaskan 176 orang

Baca juga: Kanada ingin selidiki kecelakaan pesawat di Iran

Baca juga: Pesawat Boeing 737 Ukraina jatuh di Iran, 170 penumpang tewas

 

Tabur bunga mengenang tragedi jatuhnya Lion JT 610

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020