Perbaikan resapan air ini dengan menanami pepohonan pada kawasan hulu sungai yang dianggap sumber air selama ini karena terjadinya penebangan pohon oleh warga untuk dijadikan lahan perkebunan dan pertanian
Nunukan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Nunukan, Provinsi  Kalimantan Utara terus memperbaiki resapan air dengan menanami pohon dihulu embung guna mengantisipasi terjadinya kekurangan air bersih pada saat musim kering.

"Perbaikan resapan air ini dengan menanami pepohonan pada kawasan hulu sungai yang dianggap sumber air selama ini karena terjadinya penebangan pohon oleh warga untuk dijadikan lahan perkebunan dan pertanian," kata Asisten Ekonomi Pembangunan Setdakab Nunukan, Robby Nahak Serang di Nunukan, Jumat.

Ia menjelaskan, langkah yang ditempuh itu berhubungan dengan terganggunya pelayanan air bersih dari PDAM setempat dua bulan terakhir 2019.

Oleh karena itu, penanaman pohon di kawasan hulu sungai mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Nunukan.

"Kami tidak ingin kejadian itu terus berulang dan penanaman pohon adalah salah satu solusi agar air hujan langsung meresap ke dalam tanah," kata Robby disela-sela penanaman pohon di Embung Sei Bilal, Kelurahan Nunukan Barat ini.

Penanaman pohon dilakukan jajaran Pemkab Nunukan, Polres Nunukan dan beberapa instansi terkait melakukan reboisasi di sekitar Embung Sei Bilal dan Embung Sei Bolong Kelurahan Nunukan Barat.

Ia menambahkan, penanaman pohon ini dirangkaikan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Nasional (HLN) yang jatuh 10 Januari 2020.

Jenis pepohonan yang ditanam adalah buah-buahan dan pohon pelindung yang jumlahnya diperkirakan 300 bibit.

Robby menjelaskan bahwa kondisi daerah tangkapan air di bagian hulu Sungai Bolong dan Sei Bilal saat ini mengalami kerusakan parah akibat aksi penebangan hutan secara liar.

Kondisi itu membuat air hujan yang turun tidak bisa terserap dan tersimpan di dalam tanah, sehingga aliran sungai menjadi cepat mengering saat musim kering. Jika terus dibiarkan, diyakini kejadian berhentinya aliran air PDAM akan semakin dirasakan oleh masyarakat.

Untuk itu, katanya, perlu ada langkah kongkrit untuk mengatasi kerusakan daerah tangkapan air itu dengan melakukan penanaman kembali.

“Kerusakan menjadi tanggung jawab kita bersama, baik pemerintah, jajaran aparat keamanan dan LSM. Untuk itu, sebagai tanggung jawab kita kepada anak – anak kita kelak maka kita harus mulai memperbaikinya dengan cara menanam kembali,” demikian Robby Nahak Serang.

Baca juga: BMKG tekankan pentingnya area resapan air selama musim hujan

Baca juga: Wisata Air Terjun Binusan dibersihkan dari lumpur akibat banjir

Baca juga: KLH menyebut satu dasawarsa 40 persen mata air hilang


 

Pewarta: Rusman
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020