Jumlah sampah di Bali cukup besar dan lebih banyak berasal dari kalangan kelas menengah, sehingga kualitas sampahnya itu kandungan energinya besar. Kalau kandungan energinya besar, kenapa tidak dikelola menjadi bahan bakar
Denpasar (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa menyatakan pihaknya  mendorong Bali dapat menjadi contoh penggunaan pembangkit listrik dari tenaga sampah.

"Jumlah sampah di Bali cukup besar dan lebih banyak berasal dari kalangan kelas menengah, sehingga kualitas sampahnya itu kandungan energinya besar. Kalau kandungan energinya besar, kenapa tidak dikelola menjadi bahan bakar," katanya disela-sela acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Pemprov Bali tentang Perencanaan Pembangunan Nasional Rendah Karbon di Provinsi Bali, di Denpasar, Selasa.

Suharso melihat sesungguhnya pola-pola rumah tangga di Pulau Dewata sudah mau mengumpulkan sampah dan juga sudah ada bank-bank sampah.

Menurut dia, jika selanjutnya sampah tersebut dikelola menjadi pelet, pelet tersebut dapat digunakan untuk membantu menurunkan emisi pada pembangkit listrik yang menggunakan batubara.

"Selama ini pelet memang tidak dibeli dari Bali, tetapi dibeli dari daerah lain oleh PLN," katanya.

Oleh karena itu, ia mendorong supaya pengelolaan sampah di Bali menjadi sumber energi dalam skala yang lebih besar. "Menurut saya, kenapa tidak energi sampah itu ditransfer menjadi energi listrik," katanya.

Suharso melihat rintisan yang dilakukan Bali terkait dengan kepedulian terhadap lingkungan dan juga menuju penggunaan energi bersih sudah banyak, sehingga dia optimistis masyarakat Bali bisa mendukung terwujudnya pembangkit listrik dari tenaga sampah.

Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan Bali sebagai destinasi wisata sudah sebaiknya memberikan citra yang bagus.

"Semua pembangkit listrik di Bali, sesuai dengan peraturan gubernur memang harus menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan," ucapnya.

Selain itu, juga sudah ada peraturan gubernur yang mengatur mengenai kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, yang tambah Koster akan dikembangkan juga pada sektor lainnya untuk mengurangi emisi karbon

"Ini sudah cocok 'banget' dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yakni menjaga alam yang bersih. Sangat cocok, apalagi Bali tidak saja butuh, namun karena kearifan lokalnya mengajarkan demikian," demikian gubernur asal Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng itu.

Baca juga: Presiden teken Perpres soal pengolahan sampah jadi energi listrik

Baca juga: AZWI sebut PLTSa bukan solusi berkelanjutan masalah sampah

Baca juga: Pembangkit Listrik Tenaga Sampah perlu diperbanyak

Baca juga: Pemkot Surakarta mulai bangun pembangkit sampah Putri Cempo

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020