Saya tidak melihat akan adanya suatu perubahan baik dari sisi kebijakan maupun hubungan dengan Indonesia karena presidennya masih sama,
Jakarta (ANTARA) - Pengunduran diri Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev disebut tidak akan memengaruhi hubungan negara itu dengan Indonesia.

“Saya tidak melihat akan adanya suatu perubahan baik dari sisi kebijakan maupun hubungan dengan Indonesia karena presidennya masih sama,” kata Duta Besar RI untuk Federasi Rusia Wahid Supriyadi dalam taklimat media di Jakarta, Kamis.

Selama ini, kata Wahid, hubungan antara Rusia dan Indonesia yang telah terjalin selama 70 tahun cukup baik. Tidak hanya di bidang politik, kerja sama kedua negara di bidang ekonomi juga terus berkembang.

Bahkan, pada 2019 Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) perdagangan bebas (FTA) dengan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU), di mana Rusia menjadi salah satu anggotanya.

Jika disepakati, FTA antara Indonesia dan EAEU akan memperkuat perdagangan kedua negara melalui penurunan tarif, dan meningkatkan daya saing Indonesia sebagai mitra dagang blok ekonomi tersebut.

“Kita baru tahap awal (pembahasan FTA). Semoga dengan FTA ini produk kita akan lebih kompetitif, karena sekarang kita agak sulit berkompetisi dengan Vietnam yang tarifnya sudah 0 persen sementara kita masih 15-20 persen,” ujar Wahid.

Baca juga: PM Rusia mundur terkait rencana Putin ubah konstitusi
Baca juga: Putin perintahkan persiapan usulan amendemen konstitusi


Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mengumumkan bahwa pemerintah negara tersebut akan mengundurkan diri.

Ketika berbicara kepada Presiden Vladimir Putin di Moskow pada Rabu (15/1), Medvedev mengatakan bahwa pidato Putin di hadapan Majelis Federal sehari sebelumnya menggarisbawahi sejumlah “perubahan mendasar” terhadap Konstitusi Rusia.

Perubahan itu akan meningkatkan peran dan arti penting parlemen Rusia dan partai-partai di parlemen, juga independensi dan tanggung jawab perdana menteri serta seluruh anggota kabinet.

Bagian pers Kremlin lantas mengumumkan bahwa Putin telah mengajukan Kepala Layanan Pajak Federal Rusia Mikhail Mishustin untuk dipertimbangkan oleh Duma Negara, atau majelis rendah parlemen Rusia, sebagai perdana menteri yang baru.

“Putin sudah mengajukan nama calon perdana menteri ke parlemen, biasanya tidak lama setelah itu akan disetujui lalu dibentuk kabinet yang baru. Tetapi sebelum kabinet baru terbentuk, kabinet yang lama masih menjalankan tugas di pemerintahan,” kata Dubes Wahid.

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020