"Pemerintah untuk segera antisipasi dan cari solusi, sebab hujan deras bisa berpotensi banjir dan longsor," ujar Sahlan L Tandamusu, di Palu, Kamis.
Palu (ANTARA) - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah Sahlan L Tandamusu meminta pemerintah kabupaten setempat segera melakukan langkah antisipasi atas adanya potensi cuaca buruk, berupa hujan deras, angin kencang dan air laut pasang.

"Pemerintah untuk segera antisipasi dan cari solusi, sebab hujan deras bisa berpotensi banjir dan longsor," ujar Sahlan L Tandamusu, di Palu, Kamis.

Pernyataan itu berkaitan dengan imbauan Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Aljufri Palu yang meminta warga di daerah tersebut untuk mewaspadai adanya potensi cuaca buruk dalam beberapa waktu ke depan.

"Untuk Sulawesi Tengah, karena adanya pola tekanan rendah di atas Kalimantan yang berdekatan dengan Pulau Sulawesi. Hal ini berpengaruh terhadap potensi terhadap cuaca di Sulteng utamanya potensi cuaca buruk," ujar Koordinator Analisa dan Pengolahan Data Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Aljufri Palu, Affan Nugraha.

Affan mengungkapkan cuaca buruk itu meliputi hujan deras, petir, puting beliung, angin kencang, dan kenaikan ketinggian air laut.

"Potensinya diperoleh dari tanggal 9 Januari dan diperkirakan berakhir pada akhir Januari," katanya pula.
Baca juga: Rekonstruksi jalan terdampak bencana 2018 di Sulteng selesai 2021

Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Aljufri Palu telah memperoleh informasi dan data adanya potensi pertumbuhan awan aktif pada lapisan rendah dan menengah, yang berdampak pada pembentukan cuaca buruk, hujan deras, petir dan angin kencang.

Bahkan, Stasiun Meteorologi menyebut di beberapa wilayah di Sulteng sudah menunjukkan karakter atau utamanya pada daerah yang memiliki historikal bencana.

"Dari hujan deras berpotensi terjadinya banjir, banjir meliputi banjir tahunan dan banjir bandang," katanya lagi.

Sahlan memaparkan saat ini beberapa desa di Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala telah terdampak banjir pada pekan kemarin.

"Pemkab Donggala harus segera menangani dampak banjir rob yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Sirenja," kata Sahlan.

"Banjir rob itu telah lama berjadi. Paling tidak dua kali dalam sebulan sebagai akibat dari terjadi penurunan permukaan tanah sedalam dua meter akibat gempa 7,4 SR yang melanda daerah ini pada 28 September 2018 lalu," ujarnya pula.
Baca juga: 5.005 KK penyintas bencana Donggala terancam tak dapat bantuan jadup

Ia mengaku telah meninjau desa terdampak banjir di Sirenja pada Selasa (14/1). Saat itu, ia mengajak Komisi III Bidang Infastruktur DPRD Donggala. Dari kunjungan itu, diketahui tidak ada tanda-tanda penanganan wilayah tersebut.

"Pemerintah atau pihak terkait tidak boleh diam. Segera cari solusi atas masalah ini. Kasihan masyarakat kita, sudah terlalu lama mereka menderita," ujar Sahlan, Sekretaris DPD NasDem Donggala.

Pada Sabtu (11/1), enam desa di Kecamatan Sirenja diterjang banjir rob terparah sepanjang banjir rob pernah melanda wilayah tersebut.

"Jika sebelumnya, banjir rob hanya melanda tiga desa. Saat ini, sudah melanda enam desa. Masing-masing Desa Tondo, Dampal, Tanjung Padang, Tompe, Lende dan desa Lende Ntovea. Bahkan berpotensi meluas, jika tidak ditangani segera," ujarnya pula.

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020