Targetnya, pertengahan 2020 perundingan IB-PTA dapat rampung dan ditandatangani,
Jakarta (ANTARA) - Perundingan perjanjian kerja sama dagang khusus (preferential trade agreement) antara Indonesia dan Bangladesh (IB-PTA) ditargetkan akan rampung pada Semester II 2020.

"Targetnya, pertengahan 2020 perundingan IB-PTA dapat rampung dan ditandatangani," kata  Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini usai menghadiri acara temu bisnis Meet Bangladesh yang diadakan Kedutaan Besar Bangladesh untuk Indonesia di Jakarta, Kamis.

 Ayu Marthini selaku ketua juru runding dari Pemerintah Indonesia menjelaskan, dalam waktu beberapa minggu ke depan atau sekitar Februari 2020, dua negara akan kembali berunding untuk ketiga kalinya di Dhaka, Bangladesh.

Dalam pertemuan itu, Marthini menjelaskan pihak Indonesia berencana menuntaskan seluruh pembahasan sampai mencapai kesepakatan.

"Salah satu agenda yang akan dibahas masalah penurunan tarif, karena ini PTA, jadi produknya tidak bisa banyak, targetnya ratusan, kurang lebih 300-400 produk (asal Indonesia yang akan diminta pembebasan tarif atau bea masuk)," jelas Ayu Marthini.

Dalam perjanjian dagang itu, Pemerintah Indonesia akan memilih produk ekspor yang masih dikenakan tarif tinggi oleh Bangladesh. Akan tetapi, Marthini belum dapat menyebut secara detail produk-produk yang dipilih karena masih dalam proses perundingan.

Walaupun demikian, Marthini dalam presentasinya pada acara temu bisnis itu, sempat menyebut beberapa produk asal Indonesia yang cukup potensial untuk diikutsertakan dalam kerja sama dagang, di antaranya produk kehutanan, perikanan dan pertanian, olahan energi dan mineral, serta produk industri.

Sementara itu, produk yang diunggulkan Bangladesh mencakup hasil perikanan, pertanian, farmasi, dan industri.

Perbincangan untuk mengadakan kerja sama dagang khusus antara Bangladesh dan Indonesia berlangsung sejak 2017, kemudian satu tahun setelahnya dua negara sepakat untuk berunding.

Negosiasi pertama antara Bangladesh dan Indonesia berlangsung pada 27 Februari 2019 di Dhaka, dilanjutkan dengan perundingan kedua pada 22-23 Januari di Bali.

Perlu diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2018 nilai total perdagangan dua negara mencapai US$1,97 miliar.

Baca juga: Bangladesh tawarkan ragam kemudahan investasi ke pengusaha Indonesia
Baca juga: Inka kirim 22 unit kereta ke Bangladesh September

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020