Titik panas terbanyak terdeteksi di Kabupaten Pelalawan dengan jumlah delapan titik,
Pekanbaru (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi lonjakan titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau,yakni sebanyak 18 titik menyebar di lima kabupaten/kota.

Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sukisno dalam keterangan di Pekanbaru, Kamis mengatakan titik-titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen sebagai indikasi adanya karhutla itu terpantau citra satelit Terra dan Aqua, pada Kamis sore pukul 16.00 WIB.

"Titik panas terbanyak terdeteksi di Kabupaten Pelalawan dengan jumlah delapan titik," katanya.

Titik panas di Pelalawan, kata Sukisno menyebar di Kecamatan Kuala Kampar dan Teluk Meranti.

Selain di Pelalawan, titik panas juga terdeteksi di Kabupaten Bengkalis mencapai enam titik, Indragiri Hilir dua titik, Meranti satu titik dan Kota Dumai satu titik panas.

Sementara itu, dari 18 titik panas, BMKG menyatakan enam titik di antaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat terjadinya karhutla dengan tingkat kepercayaan 70 persen hingga 100 persen.

"Titik api menyebar di Bengkalis dua titik, Pelalawan tiga titik dan Dumai satu titik api," kata Sukisno.

Kepolisian Daerah Riau menyatakan jumlah tersangka pelaku pembakar lahan di wilayah itu terus bertambah menjadi 12 orang dalam kurun waktu kurang dari sebulan.

Kepala Bidang Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto di Pekanbaru mengatakan satuan wilayah Polres Bengkalis menangani perkara terbanyak dengan jumlah tiga tersangka.

"Polres Bengkalis menangani tiga perkara dengan tiga tersangka. Luas lahan yang disegel mencapai 70,03 hektare," katanya.

Selain Bengkalis, sejumlah satuan wilayah lainnya juga menangani perkara pidana pembakaran hutan dan lahan (Karhutla). Diantaranya Polres Indragiri Hulu dengan tiga tersangka, Polres Dumai dua tersangka, Polresta Pekanbaru dua tersangka, Polres Kepulauan Meranti dan Siak masing-masing satu tersangka.

"Total luas lahan yang disegel dalam rangka penyidikan 80,567 hektare," ujarnya.

ia mengatakan proses hukum perkara karhutla masih ditangani di masing-masing Polres dan belum ada yang dilimpahkan ke kejaksaan. Akan tetapi, dia memastikan pihaknya terus berupaya menggesa proses penyidikan hingga tuntas.

Lebih jauh, ia memastikan bahwa Polda Riau sejak awal 2020 ini tegas menyatakan perang melawan pelaku pembakaran lahan. Selain itu, dia turut memastikan pihaknya fokus melaksanakan upaya pencegahan.

"Karhutla merupakan ancaman yang serius bagi kita. Kerugian yang ditimbulkan sangat besar di banyak sektor terutama ekonomi, transportasi, kesehatan, pariwisata, pendidikan, hubungan dengan luar negeri terutama negara tetangga," katanya.

Saat ini Polda Riau juga mengembangkan aplikasi berbasis Android yang diberi nama Dashboard Lancang Kuning. Aplikasi yang masih terus disempurnakan itu dapat dimanfaatkan oleh anggota polisi maupun personel gabungan dalam melokalisir titik api hingga tertangani dengan cepat, demikian Sunarto.

Baca juga: 14 titik panas indikasi kebakaran hutan-lahan terdeteksi di Riau

Baca juga: BMKG: Belasan titik panas Karhutla kepung Bengkalis

Baca juga: Hujan sisakan 152 titik panas indikasi karhutla di Riau

 

Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020