Indonesia dan Singapura merupakan modal besar bagi kawasan ASEAN
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat untuk menguatkan kerja sama bilateral dalam upaya pengembangan daya saing sektor industri, mulai dari peningkatan investasi hingga pelaksanaan program pendidikan vokasi, yang diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kedua negara.

“Kami ingin lebih memperkuat hubungan bilateral, khususnya bidang perekonomian di antara kedua negara. Apalagi, Indonesia dan Singapura merupakan modal besar bagi kawasan ASEAN,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita seusai bertemu dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chun Sing di Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Selasa.

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan kedua negara telah melakukan kerja sama untuk mendorong penerapan Industri 4.0. Hal ini tertuang pada penandatanganan MoU antara Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin engan Enterprise Singapore ketika penyelenggaraan Leader’s Retreat Indonesia-Singapura dalam sesi Annual Meeting IMF di Bali, Oktober 2018 lalu.

“Selain itu, kedua negara sudah menjalin kerja sama dalam upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) industri khususnya di Indonesia, seperti melalui program pendidikan vokasi,” kata Menperin.

Baca juga: Kemenperin patok investasi industri capai Rp351 triliun pada 2020

Sejak 2018, lanjut dia, telah dilaksanakan pelatihan bagi 100 peserta yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru di Indonesia. Kemudian pada 2019-2020 akan dilaksanakan pelatihan implementasi Industri 4.0 bagi 120 peserta yang meliputi staf manajemen dan pengajar politeknik industri.

“Kami mendorong ke depannya pelatihan yang diikuti untuk para calon instruktur yang berasal dari komunitas pendidikan. Sebab, dalam lima tahun ke depan kami menargetkan akan tercipta 10 ribu tenaga kerja industri yang bisa ditingkatkan kompetensinya,” tutur Agus Gumiwang Kartasasmita.

Sementara itu, untuk bidang investasi, terdapat beberapa hal yang diharapkan dapat dilakukan kerja sama dengan Singapura, misalnya mendorong investasi Singapura di sektor infrastruktur khususnya yang mendukung konektivitas industri dan kawasan.

Sepanjang semester I tahun 2019, Singapura tetap menjadi investor tertinggi di Indonesia, dengan nilai investasi sebesar 3,4 miliar dolar AS.

Peluang kerja sama selanjutnya, yaitu menjajaki pengembangan kawasan industri yang terpadu seperti Kawasan Industri Kendal, di wilayah lain di Indonesia khususnya luar Jawa. Contohnya di Kalimantan Utara (Tanah Kuning), Sumatera Utara (Kuala Tanjung), Sulawesi Utara (Bitung), Kalimantan Tengah (Batanjung), Jambi, dan Sulawesi Tengah (Palu).

“Kami juga sampaikan kepada Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, untuk bisa mencari investor yang ingin membangun kawasan tersebut. Kami akan fasilitasi kawasannya, yang memiliki potensi dekat dengan sumber bahan baku,” papar Agus Gumiwang Kartasasmita.

Baca juga: Menperin sebut Kawasan Industri Kendal ikon kerja sama RI-Singapura

Hingga Januari 2020, Kawasan Industri Kendal yang terintegrasi itu mampu menarik sebanyak 61 investor dari delapan negara (Indonesia, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Jepang, China, Hong Kong dan Malaysia), dengan total nilai investasi mencapai Rp15,8 triliun dan menyerap 8.950 tenaga kerja. “Kami pun manawarkan kepada pihak Singapura untuk bisa ikut membangun kawasan industri MRO di Kepulauan Bintan, yang lokasinya sudah kami siapkan. Selain itu, kami mendorong percepatan kerja sama di bidang logistik untuk membangun jaringan di ASEAN, yang akan dipusatkan di Batam,” ujar Menperin.

Khusus untuk mendukung kegiatan ekonomi ASEAN, Indonesia dan Singapura bersepakat bahwa upaya pembangunan ekonomi digital serta food innovation and safety akan diprioritaskan bersama.

Baca juga: Menperin beberkan strategi masuki industri 4.0 di Forum Ekonomi Dunia

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020