Denpasar (ANTARA) - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengharapkan pemerintah pusat dapat mengarahkan berbagai kegiatan wisata MICE (pertemuan, insentif, konvensi dan pameran) ke Pulau Dewata, sebagai salah satu strategi menghadapi dampak menurun drastisnya kunjungan wisatawan China karena wabah virus corona.

"Perbulan itu ada sekitar 100 ribu (wisatawan China-red) yang datang, per harinya ada yang datang 15 ribu, kalau setengahnya saja hilang (tidak berwisata-red), sudah lumayan potensi 'market' yang hilang," kata Wagub yang akrab dipanggil Cok Ace itu disela-sela menghadiri Pembukaan Bulan Bahasa Bali 2020, di Denpasar, Sabtu.

Hingga sejauh ini pihaknya memang belum mendengar sampai ada hotel yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), tetapi ada hotel-hotel yang harus mengambil kebijakan memperpanjang masa libur karyawan karena penurunan jumlah wisatawan yang menginap.

"Di Bali sistemnya pariwisatanya sudah terbentuk. Ketika ada satu yang bermasalah, maka akan mengganggu mata rantai yang lainnya," ucapnya yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali itu.

Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan pemerintah pusat dapat mendukung menggairahkan pariwisata Bali dengan memindahkan pelaksanaan MICE ke Pulau Dewata. Dalam beberapa tahun terakhir, wisatawan China selalu menempati peringkat pertama tingkat kunjungan ke Bali.

Di sisi lain, Cok Ace mengimbau pengusaha hotel di Bali untuk merujuk keputusan pemerintah mengenai wisatawan dari Negeri Tirai Bambu itu.

"Sementara pemerintah pusat belum melarang wisatawan China. ya jadi kita terima karena proses di airport sudah berjalan. Jika ada risih di hotel silakan manajemen yang mengatur di sana," kata tokoh penglingsir Puri Ubud, Gianyar itu.

Cok Ace juga menanggapi soal rencana pemulangan WNI dari China. Bagi warga Bali yang sebelumnya bekerja di China dan akan dipulangkan ke Bali, nantinya akan menjalani mekanisme yang sama dengan warga dari daerah lainnya.

"Nanti mereka akan diawasi selama dua minggu. Jangan sampai jika ada yang tertular di sana (China), lalu berakibat pada warga Bali lainnya," ucapnya.

Orang nomor dua di Bali itu mengemukakan, ada tiga RS pemerintah di Bali yang dijadikan rujukan untuk menangani pasien yang diduga tertular virus corona yakni RSUP Sanglah, BRSU Tabanan dan RSUD Sanjiwani Gianyar.

Mengenai mekanisme isolasinya, lanjut Cok Ace, mengacu pada standar-standar yang telah ditentukan. "Dulu pernah ada kasus SARS, jadi persoalan seperti ini sudah pernah kita rasakan di Bali," ujarnya.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020