Jombang (ANTARA) - Sejumlah tokoh nasional menghadiri pemakaman pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, KH Sholahudin Wahid yang wafat karena sakit di RS Harapan Kita, Jakarta, Ahad (2/2/) malam.

Beberapa tokoh itu adalah pengacara kondang Hotman Paris, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah, yang juga Mustasyar PBNU KH Mustofa Bisri, Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, mantan Menteri Pendidikan Mohammad Nuh, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan sejumlah tokoh lainnya.

Hotman saat dikonfirmasi ketika datang ke rumah duka di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Senin mengaku sangat hormat pada Gus Sholah. Ia menilai Gus Sholah tokoh Islam yang pintar. Bukan hanya soal akademisi tapi juga netral.

"Beliau tokoh Islam yang pintar, akademisi dan sangat netral. Aku bisa masuk ke pesantren karena beliau utamakan memberi motivasi ke santri," kata dia.

Baca juga: Komunikonten: Gus Sholah mandiri

Baca juga: Din: Gus Sholah tokoh pemersatu

Baca juga: Gubernur Jatim sambut kedatangan jenazah Gus Sholah


Hotman juga mengatakan, Gus Sholah juga sosok yang mempunyai keilmuan sangat baik. Misalnya, dirinya pernah membahas kasus hukum di Amerika Serikat, ternyata Gus Sholah juga mengimbangi dengan memberikan contoh.

"Saya tidak bisa lupakan beliau, dimana beliau itu berbobot. Waktu bahas kasus hukum di Amerika, (Gus Sholah) juga kasih contoh. Sangat berbobot. Dia benar intelektual dan netral. Tidak pernah memihak manapun dan objektif," kata dia.

Ia juga masih teringat saat dirinya diundang ke Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, untuk memberikan motivasi pada para santri. Hal yang juga membuat dirinya takjub, karena Gus Sholah juga lebih mementingkan memberikan motivasi kepada anak didiknya. Bahkan, dirinya sempat diberi gelar Gus.

Selain Hotman Paris, tokoh lain yang datang adalah Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir. Ia juga menilai perjalanan hidup Gus Sholah juga untuk kepentingan bangsa. Dengan Muhammadiyah, berkolaborasi membuat film dokumenter "Jejak Langkah 2 Ulama" yang menceritakan perjalanan Kiai Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy"ari.

"Saya merasa kehilangan beliau dan berat ditinggal, tapi kita harus melepas dengan keikhlasan," kata Haidar.

Sementara itu, pemakaman jenazah Gus Sholah maju dari jadwal semula. Rencananya, pukul 16.00 WIB baru dimakamkan, namun keluarga memutuskan untuk memakamkan lebih awal, menjadi sekitar pukul 14.30 WIB, jenazah sudah dimakamkan.*

Baca juga: Ribuan pelayat sambut kedatangan jenazah Gus Sholah

Baca juga: Ketua KPK sampaikan bela sungkawa atas wafatnya Gus Sholah

Baca juga: Gus Sholah wafat, HNW: Bagai kehilangan guru bangsa dan panutan umat

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020