Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyatakan kenaikan beberapa komoditas, khususnya rokok kretek pada Januari 2020 menjadi penyebab terjadinya inflasi 0,63 persen di wilayah itu.

Kepala BPS Sulsel Yos Rusdiansyah di Makassar, Senin, mengatakan terjadinya inflasi di Sulsel disebabkan oleh naiknya indeks harga konsumen (IHK) pada beberapa kelompok pengeluaran khususnya di kelompok makanan, minuman dan tembakau.

"Pada kelompok makanan, minuman dan tembakau ini memberikan andil yang cukup besar di antara kelompok lainnya sehingga menjadi penyebab inflasi 0,63 persen seperti naiknya harga rokok," ujarnya.

Pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada Januari 2020 ini kontribusinya terhadap inflasi 0,63 persen di Sulawesi Selatan disebabkan adanya kenaikan angka indeks dari 104,08 pada Desember 2019 menjadi 106,34 pada Januari 2020.

Baca juga: Kelompok bahan makanan pemicu inflasi 0,7 persen di Sulsel

Dari tiga subkelompok dalam kelompok makanan, minuman, dan tembakau, tercatat tiga subkelompok mengalami kenaikan angka indeks.

Subkelompok yang memberikan andil terbesar inflasi terjadi pada subkelompok makanan dengan andil sebesar 0,46 persen. Komoditi yang memberikan andil inflasi pada kelompok ini yaitu: rokok kretek filter, air kemasan, cabai merah, ikan layang,bawang merah, dan lainnya.

Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar memberikan andil 0,35 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,09 persen); kelompok kesehatan (0,84 persen); kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (0,02 persen); serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,24 persen).

Baca juga: BPS: Inflasi Sulsel selama delapan bulan 2,28 persen

"Faktor pendorong terjadinya inflasi di Sulawesi Selatan (gabungan 5 kota) tersebut adalah kenaikan harga yang cukup signifikan pada beberapa komoditi antara lain: rokok kretek filter, air kemasan, cabai merah, ikan layang, bawang merah, beras, cabai rawit, minyak goreng, rokok putih, ikan cakalang, dan lainnya," katanya.

Adapun komoditi yang menahan laju inflasi antara lain: tarif angkutan udara, tarif angkutan antarkota, apel, daging ayam ras, bensin, udang basah, petai, sabun mandi, labu parang, jeruk, dan lainnya.

 

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020