Perkembangan terakhir ini harus terus dicermati mengingat tingkat mobilisasi orang Indonesia dengan berbagai kepentingan cukup tinggi ke Singapura
Jakarta (ANTARA) - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Ari Fahrial Syam meminta masyarakat mencermati kasus penyebaran virus corona di Singapura mengingat tingginya mobilisasi masyarakat Indonesia ke negara itu.

"Perkembangan terakhir ini harus terus dicermati mengingat tingkat mobilisasi orang Indonesia dengan berbagai kepentingan cukup tinggi ke Singapura," katanya  dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Sebelumnya, Pemerintah Singapura melalui Perdana Menteri Lee Hsien Loong secara langsung menyampaikan pernyataannya terkait status kewaspadaan atas penyebaran infeksi virus korona yang meningkat dari kuning menjadi oranye.

Status itu di bawah status merah yang paling berbahaya. Kondisi oranye menunjukkan adanya gangguan sedang, penyakitnya berat, menyebar dengan mudah tetapi belum menyebar secara luas di Singapura.

"Memang hasil evaluasi dari 43 kasus di Singapura, 51 persen berasal dari transmisi lokal. Enam orang yang positif dalam kondisi kritis. Enam orang boleh pulang dari RS karena dinyatakan sehat," katanya.

Kondisi itu, kata dia, mencemaskan bagi WNI yang biasa melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke Singapura. Apalagi untuk WNI yang mempunyai penyakit kronis tentu lebih berisiko untuk tertular infeksi virus corona.

Laporan ilmiah terakhir yang dipublikasi pada jurnal JAMA per tanggal 7 Februari 2020, dari 138 pasien yang di rawat di RS Zhongnan dari Wuhan University di Wuhan, ternyata 46,4 persen pasien yang dirawat mempunyai penyakit penyerta hipertensi, penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes mellitus, gagal ginjal bahkan ada yang dengan HIV.

Selain itu, laporan dari JAMA juga menyebutkan bahwa dari 138 pasien itu, sebanyak 57 pasien tertular di rumah sakit, yakni 40 petugas kesehatan dan 17 pasien yang sedang dirawat di rumah sakit tertular oleh infeksi.

"Oleh karena itu, masyarakat Indonesia yang akan berkunjung ke Singapura harus berpikir ulang mengenai risiko yang ada," demikian Ari Fahrial Syam.

Baca juga: Menkeu monitor Singapura setelah kenaikan status virus corona

Baca juga: Pakar bantah corona bisa menular lewat tatapan mata

Baca juga: Wapres harap kerja sama Indonesia-Singapura temukan vaksin corona

Baca juga: Pemerintah Indonesia larang impor hewan hidup dari China

Pewarta: Indriani
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020