Jakarta (ANTARA) - Hasil studi yang dilakukan lembaga riset Bisnis Indonesia Inteligence Unit (BIIU) menyebutkan sebagai lembaga keuangan Artajasa berperan dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.

Kepala Riset BIIU Donil Beywiyarno memaparkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan dengan eksekutif bank swasta dan syariah untuk studi itu menyebutkan bahwa Artajasa berperan meningkatkan layanan kepada nasabah dan mendukung digitalisasi bank yang memungkinkan perbankan meningkatkan pendapatan mulai fee based income hingga bunga.

"Sebagai perusahaan yang terlibat dalam sistem pembayaran, Artajasa selama 20 tahun ini berperan dalam melakukan switching dan penyedia jasa pembayaran. Artajasa juga dipandang sebagai partner dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Pemerintah targetkan tingkat inklusi keuangan tembus 90 persen di 2024

Berdasarkan studi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di penghujung 2019, indeks literasi keuangan di perkotaan mencapai 41,41 persen dan inklusi keuangan mencapai 83,60 persen.

Adapun indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat perdesaan adalah 34,53 persen dan 68,49 persen, tambahnya, data tersebut menunjukkan sebenarnya masih cukup banyak masyarakat yang unbank.

Kemudian wawancara mendalam dengan eksekutif perusahaan fintech menyebutkan, keberadaan Artajasa memungkinkan mereka memberikan opsi layanan pembayaran lebih banyak dan interkoneksi dengan bank-bank di Indonesia atau memberikan use case bagi user mereka.

Hal ini meningkatkan daya tarik bagi non-user untuk menjadi user aplikasi fintech. Selain itu, mereka melihat Artajasa sebagai partner dalam meningkatkan transaksi non-cash atau dalam menyukseskan Gerakan Nasional Nontunai.

Baca juga: Presiden: Indeks inklusi keuangan nasional meningkat

Dalam salah satu wawancara dengan eksekutif fintech remittance, Artajasa dinilai memiliki peran dalam memperlancar aliran dana remittance dari luar negeri ke Indonesia.

"Dengan kata lain, Artajasa memiliki peran dalam memperlancar masuknya devisa ke Indonesia," katanya dalam seminar "Peran transaksi elektronis terhadap perekonomian Indonesia".

Hasil sementara survei kepada end user memperlihatkan respons positif terhadap layanan yang diberikan oleh Artajasa.

Mereka merasakan layanan transaksi elektronis yang diberikan sudah cukup sesuai dengan kebutuhan dan aman, lanjut Donil, hal ini tentunya menambah keyakinan end user untuk melakukan transaksi elektronik.

Eksekutif bank swasta dan syariah, fintech, serta akademisi berharap Artajasa dapat berinovasi dalam hal teknologi dan layanan yang mengikuti perubahan zaman. Sebagai contoh dengan mengimplementasikan QRIS atau pun penerapan teknologi blockchain.

"Dengan adanya inovasi yang berkelanjutan memungkinkan Artajasa dalam menjawab berbagai tantangan," ujar Donil.

Menurut dia, Artajasa telah memainkan peran sebagai katalis dalam peralihan ini dengan menyediakan jasa pembayaran elektronis dan switching yang memungkinkan transaksi elektronis terjadi dengan akurat, cepat, dan aman.




 

Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020