Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan hasil perikanan dan mendukung distribusi ke luar pulau sehingga membantu revitalisasi industri perikanan setempat dan meningkatkan penghasilan
Jakarta (ANTARA) - Enam pulau terluar Indonesia akan mendapatkan hibah dengan total 3 miliar yen (sekitar Rp374 miliar) dengan skema proyek fase kedua pembangunan di sektor perikanan dari pemerintah Jepang.

"Proyek ini bertujuan untuk melakukan perbaikan dan pembenahan fasilitas maritim, termasuk pelabuhan, dermaga, dan tanggul di pulau-pulau terluar Indonesia, dengan target pulau Sabang, Natuna, Morotai, Moa, Biak, dan Saumlaki," kata Shimizu Kazuhiko, Konselor Bidang Ekonomi Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Jumat.

Pada hari ini pula, kedua negara yang diwakili oleh Direktur Urusan Asia Pasifik Kementerian Luar Negeri RI Santo Darmosumarto dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii menandatangani pertukaran nota kerja sama bantuan hibah tersebut.

Kesepakatan kerja sama dimulai pada 2017 lalu melalui permintaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia kepada pemerintah Jepang, yang sebelumnya disinggung oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam pertemuan tingkat tinggi kedua negara.

Pertengahan tahun 2018, Jepang dan Indonesia telah menandatangani pertukaran nota untuk proyek fase pertama senilai 2,5 miliar yen (setara Rp311 miliar) yang berfokus pada pembangunan pelabuhan dan pasar di keenam pulau tersebut.

Baca juga: JICA siap bekerja sama kembangkan MRT di kota selain Jakarta
Baca juga: JICA alokasikan Rp6,5 miliar dukung pemulihan ekonomi korban bencana


Dengan total nilai proyek fase pertama dan kedua sebesar 5,5 miliar yen, pemerintah Jepang menyebut belum dapat menjelaskan secara rinci pembagian anggaran pembangunan di keenam pulau tersebut, karena masih dalam proses penyesuaian kebutuhan.

"Namun untuk pulau Sabang, Natuna, dan Morotai akan diberikan dana senilai satu miliar yen," ujar Kazuhiko, menambahkan bahwa proyek ini akan dilaksanakan oleh Japan International Cooperation Agency (JICA).

Untuk fase pertama, rencana sebagian konstruksi akan dimulai di pulau Biak pada bulan ini dan diperkirakan selesai pada Desember 2020. Sementara untuk fase kedua, rencana konstruksi akan dimulai pada Oktober 2020, dan penyelesaiannya akan dilakukan pada pertengahan tahun depan hingga tahun 2025.

Selain berupa bantuan dana, pemerintah Jepang juga memberi bantuan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, khususnya bagi para pegawai di pulau setempat dan para nelayan di sana.

"Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan hasil perikanan dan mendukung distribusi ke luar pulau sehingga membantu revitalisasi industri perikanan setempat dan meningkatkan penghasilan," ucap Kazuhiko.

Baca juga: Pemkot Palu dukung pembangunan tanggul laut oleh JICA
Baca juga: JICA: Bencana tidak dapat dihindari selama tinggal di wilayah rawan

Pewarta: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020