Peristiwa gempa ini juga sangat menarik dikaitkan dengan catatan gempa yang pernah terjadi selama ini,
Jakarta (ANTARA) - Gempa bumi bermagnitudo 6,7 di Kepulauan Tanimbar Maluku pada Rabu, akibat sesar di daratan Pulau Yamdena membuktikan bahwa wilayah tersebut memiliki sumber gempa sesar darat aktif.

"Gempa ini sangat menarik untuk dicermati karena pusat gempa berada di daratan Pulau Yamdena di Kepulauan Tanimbar," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono yang dihubungi di Jakarta, Rabu.

Kepulauan Tanimbar, Maluku diguncang gempa tektonik pada pukul 14.33.12 WIB dengan episenter terletak pada koordinat 7,68 LS dan 131,19 BT tepatnya di darat pada jarak 56 km arah Barat Laut Kota Saumlaki dengan kedalaman 63 km.

Baca juga: Gempa magnitudo 6,7 guncang Maluku tidak berpotensi tsunami

Dengan adanya peristiwa gempa yang dimutakhirkan menjadi 6,0 tersebut maka semakin mengokohkan pendapat bahwa wilayah Kepulauan Tanimbar memang kawasan rawan gempa, dan khusus Pulau Yamdena terdapat sumber gempa sesar darat yang aktif.

Dalam peta tektonik yang disusun oleh Barber dan kawan-kawan tahun 2013, tampak terdapat struktur sesar yang berarah Timur Laut-Barat Daya yang membelah Pulau Yamdena.

Jika struktur sesar mendatar ini dikaitkan dengan hasil analisis mekanisme sumber gempa yang dipublikasikan oleh BMKG maka tampak sangat sesuai.

Baca juga: BNPB: Libatkan dunia usaha kurangi risiko kerugian akibat gempa

Sehingga dugaan kuat gempa ini dipicu oleh aktivitas sesar mendatar dengan arah pergerakan mengiri.

"Peristiwa gempa ini juga sangat menarik dikaitkan dengan catatan gempa yang pernah terjadi selama ini, karena dalam catatan sejarahnya sangat jarang gempa kuat yang berpusat di daratan Pulau Yamdena," jelas Daryono.

Selama ini gempa kuat di wilayah tersebut lebih banyak dipicu oleh gempa-gempa yang diakibatkan oleh aktivitas subduksi Banda dan berpusat di laut, seperti halnya gempa dahsyat yang pernah terjadi pada tahun 1918 dengan magnitudo 8,1 dan tahun 1950 dengan kekuatan yang sama.

Baca juga: BMKG: Pulau Kalimantan tidak sepenuhnya aman gempa

 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2020