Jakarta (ANTARA) - Grup band Sajama Cut kembali ke dunia musik dengan merilis lagu berbahasa Indonesia berjudul "Kesadaran/ Pemberian Dana/ Gempa Bumi/ Panasea".

Band yang dikenal sebagai salah-satu pelopor skena indie 2000-an ini juga merilis lagu baru tersebut dalam format kaset-single atau cassingle pada tanggal 1 Maret 2020 di bawah naungan label independen Lamunai Records.

Cassingleseries ini mengingatkan gue pada kaset pertama yang gue beli dengan uang sendiri di tahun 1990 - single Iron Maiden yang berjudul 'Holy Smoke'," kata vokalis Sajama Cut, Marchel Thee dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.

Gue hanya mampu membeli itu saat itu, namun oleh sebab keterbatasan itu, dua lagu di dalam lagu tunggal tersebut sangat spesial nilainya," tambah Marcel.

Lagu dengan judul unik tersebut adalah simbol dari kembalinya Sajama Cut ke skena musik lokal setelah hiatus dari panggung selama tiga tahun.

"Kesadaran/ Pemberian Dana/ Gempa Bumi/ Panasea" adalah lagu bernuansa enerjik dengan melodi yang emosional dan mudah dicerna, serta lirik yang abstrak namun mengunggah – sebuah ciri yang mengingatkan penggemar pada "The Osaka Journals" (2005), album kedua Sajama Cut yang banyak dipuja khalayak musik lokal.

“Album-album kita sejak Osaka semuanya adalah materi yang banyak dikerjakan di studio rekaman. Kompleks dan cukup menantang. Kali ini, kita ingin menerjemahkan energi panggung secara lebih sederhana dan tanpa filter, langsung ke pita rekaman,“ kata Marcel.

Cassingle tersebut juga akan menampilkan lagu baru lainnya, yang berjudul "Lukisan 'Plaza Selamanya, Leslie Cheung' Melukisku Melukisnya".

Lagu ini diramaikan dengan aransemen strings dan koir dari komponis yang sedang banyak di-appresiasi asal Pontianak, Nursalim Yadi Anugerah.

Sementara itu, cover kaset tersebut didesain oleh design house Table Six dengan fokus visual skulptur wajah Marcel.


Baca juga: Kelompok Penerbang Roket rilis lagu baru "Dikejar Setan"

Baca juga: FUR bawa bendera Merah-Putih dalam GudFest

Baca juga: Ketika indie menjadi arus utama, bagaimana dengan musik rock?

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020