Banda Aceh (ANTARA) - Duta Besar (Dubes) Belgia untuk Indonesia Stephane De Loecker berharap perdamaian di Provinsi Aceh terus berlangsung sampai kapan pun juga.

"Banyak kemajuan dalam perdamaian tersebut. Karena itu, saya berharap Aceh tetap dalam kondisi damai, tetap rukun, dan tetap toleransi," kata Stephane De Loecker di Banda Aceh, Kamis.

Pernyataan tersebut disampaikan Stephane De Loecker usai bertemu Ketua DPR Aceh Dahlan Jamaluddin di Gedung DPR Aceh di Banda Aceh. Pertemuan tersebut berlangsung tertutup.

Stephane De Loecker menyebutkan dirinya berkunjung ke Aceh untuk melihat sejauh mana proses perdamaian di provinsi ujung barat Indonesia tersebut berjalan.

Termasuk melihat perkembangan nota kesepakatan damai yang ditandatangani di Helsinki, Finlandia, pada 15 Agustus 2006 atau dikenal dengan sebutan MoU Helsinki.

Ditanya tanggapan terkait perkembangan perdamaian di Aceh, Stephane De Loecker mengaku tidak bisa berkomentar karena tidak memiliki kewenangan menjawabnya.

Hanya saja Stephane De Loecker berharap perdamaian Aceh terus berlanjut, sehingga wilayah tersebut bisa lebih maju lagi dan terus membangun hubungan baik dengan pemerintah pusat.

Sebelum menggelar pertemuan tertutup dengan Ketua DPR Aceh, Dubes Belgia untuk Indonesia Stephane De Loecker bertemu dengan tim Pemerintah Aceh di Kantor Gubernur Aceh di Banda Aceh.

Dalam pertemuan tersebut, Stephane De Loecker mengaku mengenal Aceh semasa konflik hingga bencana gempa disusul tsunami melanda sebagai wilayah provinsi itu.

"Kini, Aceh sudah berkembang dan banyak perubahan, baik pembangun maupun keamanan. Belgia, sebagai negara yang masuk dalam organisasi perdamaian dunia, juga terlibat membantu resolusi konflik di Aceh," kata Stephane De Loecker.

Baca juga: Ketua DPRA berharap perdamaian Aceh harus terus berlanjut

Baca juga: Wali Nanggroe: Jangan usik perdamaian Aceh

Baca juga: Dana otsus menjaga eksistensi perdamaian Aceh

Baca juga: Thailand dapat contoh model perdamaian Aceh

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020