Indonesia dan Australia memiliki kerja sama yang kuat dan bermakna di bidang kelautan dan perikanan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama-sama dengan Universitas Tasmania menandatangani nota kesepahaman (MoU) dalam rangka bekerja sama guna mengembangkan sumber daya kelautan Indonesia.

"Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk berdiri di sini di depan rekan-rekan Australia dan rekan-rekan saya di Indonesia dalam menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Universitas Tasmania," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

Menteri Edhy melakukan lawatan ke Institute for Marine and Antarctic Studies (IMAS), atau pusat studi kelautan dan antartika, Universitas Tasmania, Australia, Kamis (27/1).

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Edhy melihat langsung proses pengembangan teknologi budidaya lobster serta menyaksikan penandatanganan MoU antara KKP dengan Universitas Tasmania.

Menteri Edhy menambahkan, sebagai negara yang bertetangga, Indonesia dan Australia memiliki kerja sama yang kuat dan bermakna di bidang kelautan dan perikanan.

Bahkan, lanjutnya, Universitas Tasmania merupakan salah satu mitra strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan di Australia.

"Pada 2012, Kementerian dan Universitas Tasmania menandatangani Letter of Intent tentang Pengembangan Kelembagaan Kelautan dan Perikanan dan Pengembangan Kapasitas, dan kemudian saya mencatat Universitas Tasmania dan Universitas Perikanan Jakarta (STP) berkolaborasi dalam pengembangan kurikulum berbasis kejuruan dan melakukan penelitian," ucapnya.

Selain itu, Menteri Edhy memaparkan sejumlah kegiatan yang menumbuhkan kerja sama antara dua lembaga untuk melaksanakan pertukaran dosen, pengembangan sumber daya manusia, dan penelitian bersama.

Menurut dia, penandatanganan MoU dengan Universitas Tasmania turut mendukung program prioritas nasional di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo seperti pengembangan manajemen sumber daya manusia serta transformasi ekonomi.

Sebagai informasi, IMAS memiliki tiga program penelitian utama, yakni bidang perikanan dan akuakultur, ekologi dan keanekaragaman Hayati, serta lautan dan cryosphere. Ketiga program penelitian tersebut dihubungkan oleh tema lintas disiplin keilmuan terkait perubahan iklim dan kelautan. Selain itu, mereka juga menguasai teknologi budidaya lobster.

Baca juga: Menteri Edhy terbang ke Australia bahas budidaya lobster
Baca juga: KKP sebut peta jalan pengembangan komoditas lobster sudah ada

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020