Brisbane (ANTARA ews) - Nama Rudi (28) dan Dean Lesmana (28), dua mahasiswa Indonesia yang dinyatakan hilang sejak 7 Februari lalu setelah mengunjungi kota wisata Marysville yang hancur dalam musibah kebakaran semak belukar negara bagian Victoria, tidak ada dalam daftar korban bencana itu. Temuan itu disampaikan Kepala Urusan Kekonsuleran Konsulat Jenderal RI di Melbourne, Abelian Yodha, kepada ANTARA News berkaitan dengan hasil pencariannya dengan kakak Rudi, Juliana The (29), ke "Alexandra Relief Center" dan pos komando polisi Victoria yang menangani langsung para korban bencana, Kamis. "Berdasarkan temuan sementara kita itu, kita masih menganggap dua warga negara kita itu , missing person, (orang hilang). Mereka pun sudah masuk daftar, missing person, otoritas terkait di Victoria," katanya. Abelian mengatakan, dia mendampingi Juliana mencari tahu keberadaan Rudi dan Dean ke Marysville namun karena semua jalan ke daerah itu ditutup, mereka akhirnya memutuskan untuk mencari jalan memutar. Mereka sempat singgah di "Alexandra Relief Center" (pusat bantuan korban bencana kebakaran-red.) dan pos komando pos di sana. Dari "Alexandra Relief Center", mereka melaju ke daerah Taggerty, Victoria Tengah, yang berjarak sekitar dua jam dengan mobil dari Melbourne. Namun setibanya di Taggerty, mobil dinas KJRI Melbourne yang ditumpangi Abelian dan Juliana tidak diizinkan polisi melanjutkan perjalanan ke arah Marysville karena alasan keamanan. Polisi mengatakan, yang boleh memasuki wilayah Marysville yang sudah hancur lebur itu hanya warga setempat dan petugas namun mereka bersedia membantu menyebarkan foto dua mahasiswa Indonesia itu, kata Abelian. "Namun yang pasti, saat di ,Alexandra Relief Center, dan pos komando polisi itu, kita tidak menemukan nama dua warga kita itu di dalam daftar koban meninggal maupun korban luka. Saya juga sudah cek untuk yang ketiga kalinya ke Rumah Sakit Alfred Melbourne, nama Rudi dan Dean Lesmana tidak ada dalam ,database, mereka." Bahkan, saat disampaikan ciri-ciri dua warga negara Indonesia (WNI) itu, pihak rumah sakit juga memastikan bahwa keduanya tidak ada di antara para korban yang mereka tangani, kata Abelian. Abelian lebih lanjut mengatakan, petugas di pos komando polisi yang mereka datangi sempat menyarankan Juliana agar mendatangi "koroner" negara bagian Victoria untuk pengambilan sampel darah untuk dicocokkan dengan DNA para korban yang sudah teridentifikasi. "Yang pasti, dalam pandangan kita, dua warga negara kita ini masih masuk daftar ,orang hilang,, bukan (daftar) korban," katanya. Juliana, katanya, berencana datang ke "state coroner" (koroner negara bagian Victoria) untuk pengambilan sampel darahnya namun KJRI Melbourne belum tahu kapan hasilnya dapat diketahui. "Kita akan terus mendampingi Ibu Juliana yang sepanjang Kamis tetap terlihat tenang. Sebagai bagian dari upaya kita mencari tahu nasib dua warga kita ini, kita pun sudah menghubungi Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia," katanya. Sebagai tindak lanjut dari upaya KJRI Melbourne itu, DFAT sudah membuka "saluran khusus" bagi semua kantor perwakilan negara-negara asing di Melbourne, termasuk KJRI Melbourne. DFAT telah pun mengirimkan nomor telepon, alamat email dan nama petugas yang akan melayani kebutuhan perwakilan asing. "Nama petugas itu adalah Megan Williamson dengan nomor telepon 03-92475660 dan email: bushfireunaccounted@police.vic.gov.au," katanya. Sesuai dengan penjelasan Juliana kepada Harian "The Age" Australia, adiknya, Rudi (28), pergi bersama temannya Dean Lesmana ke Merysville dengan mobil Honda Jazz warna ungu miliknya 7 Februari lalu. Rudi dan Dean yang sama-sama kuliah di jurusan bisnis masak Institut William Angliss tidak menyadari adanya kebakaran semak belukar hebat di daerah itu saat berangkat dari rumah mereka di daerah Surrey Hills akhir pekan lalu, katanya. Pada saat berangkat ke Marysville, Rudi membawa telepon seluler miliknya. Juliana mendapati adiknya dan temannya yang berusia 20-an tahun itu sempat menelepon nomor layanan darurat 112 Sabtu lalu. Di negara bagian Victoria, terdapat sekitar 20 ribu WNI. KJRI Melbourne mencatat, kantong-kantong masyarakat Indonesia berada di antara Melbourne dan Geelong. Bencana kebakaran yang terjadi sejak 7 Februari itu menewaskan sedikitnya 181 orang serta menghancurkan lebih dari seribu rumah warga dan sekitar 400 ribu hektar hutan semak belukar. Jumlah korban tewas diperkirakan bertambah hingga mencapai 300 orang, karena masih banyak warga yang dinyatakan hilang dan belasan titik api masih membara di sejumlah lokasi. Korban tewas itu antara lain ditemukan di daerah Kinglake, Kinglake West, St Andrews, Marysville, Wandong, Callignee, Hazelwood, Jeeralang, Humevale, Bendigo, Upper Callignee, Long Gully, Strathewan dan Arthurs Creek.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009