Memberdayakan komunitas sangat penting
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) baru, dr. Achmad Yurianto, mengatakan bahwa memberdayakan komunitas merupakan langkah yang sangat penting untuk mencegah penyakit komunal atau penyakit menular yang berkembang di tengah masyarakat.

"Memberdayakan komunitas sangat penting," katanya usai dilantik menjadi Dirjen P2P baru, menggantikan dr. Anung Sugihantono, di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Jakarta, Senin.

Ia mengatakan basis dari penyakit menular adalah komunitas. Oleh karena itu pemberdayaan komunitas, menurutnya, menjadi solusi yang sangat penting dalam upaya pencegahan.

Dalam pemberdayaan komunitas, Kemenkes telah memiliki Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) sebagai salah satu caranya.

Baca juga: Cuci tangan pakai sabun cegah penyakit menular, anjuran Kemenkes

Baca juga: Guru Besar : pola makan tepat cegah prevalensi penyakit tidak menular


Untuk itu, penguatan Germas dinilai akan sangat menunjang upaya pencegahan penyakit-penyakit menular seperti TBC, malaria, demam berdarah dan penyakit menular lain, terutama yang saat ini sedang mewabah, virus SARS-COV-2 yang menyebabkan penyakit COVID-19.

"Kalau kapal Germasnya tidak kuat, ini akhirnya yang muncul, penyakit-penyakit komunal, penyakit komunal ya penyakit menular," katanya.

Dalam upaya menguatkan gerakan masyarakat hidup sehat, Kemenkes, katanya, tidak lagi akan berfokus pada sosialisasi, tetapi pada upaya membudayakan perilaku hidup sehat ke dalam masyarakat.

Salah satu caranya adalah dengan membangun safe community. Safe community, katanya, berarti bahwa masyarakat perlu memahami hal-hal yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan untuk menjaga kesehatan.

Untuk dapat memahami langkah-langkah hidup sehat, katanya lebih lanjut, masyarakat harus diberi pengetahuan.

"Maka harus ada edukasi yang terus menerus. Dan kemudian ketika kita berbicara tentang membudayakan berarti (berkaitan dengan) life style. Kalau berbicara life style berarti harus ada pendidikan," ujarnya.

Oleh karena itu, pendidikan, menurut dia, menjadi dasar yang harus diintervensi mengingat ada banyak pengalaman sukses yang dicatat pemerintah melalui upaya edukasi, contohnya dalam penanganan cacar.

"Pada waktu kita menghadapi cacar dan bisa hilang, itu diawali dengan semua anak di sekolah dicacar dan diawasi betul. Itu (salah satu contoh) keberhasilan kita," katanya.

Oleh karena itu, tugas ke depan di Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, kata Yurianto, adalah mengubah upaya yang sebelumnya lebih fokus pada sosialisasi menjadi upaya yang ditujukan untuk membudayakan perilaku hidup sehat melalui penguatan Germas.

Baca juga: Pakar: Kebersihan kantin sekolah diperhatikan cegah penyakit menular

Pewarta: Katriana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020