harga minyak dunia sekarang cenderung volatil sekali, dikarenakan penyebaran COVID-19 yang mengganggu perekonomian global.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Budi Gunadi Sadikin memantau dan mengamati perkembangan harga minyak dunia yang mengalami penurunan signifikan akhir-akhir ini.

"Kalau saya melihat tunggu dulu stabilnya di mana," ujar Wamen Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, harga minyak dunia sekarang cenderung volatil sekali, dikarenakan penyebaran COVID-19 yang mengganggu perekonomian global.

"Jadi kami belum tahu titik stabilnya di mana," kata Wamen BUMN tersebut di sela-sela acara Rumah Mentor Indonesia.

Baca juga: DIM yakin stimulus pemerintah tahan imbas penurunan harga minyak

Wamen Budi Gunadi Sadikin melihat bahwa pergerakan harga minyak dunia saat ini sama seperti harga saham dan komoditas yang lain, di mana volatilitasnya sangat tinggi sekali.

Sebelumnya harga minyak turun pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi 12/3/2020), setelah perusahaan minyak Arab Saudi, Saudi Aramco mengatakan telah diarahkan oleh kementerian energi untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April merosot 1,38 dolar AS atau 4,0 persen menjadi menetap pada 32,98 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei turun 1,43 dolar AS atau 3,8 persen, menjadi ditutup pada 35,79 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Presiden dan CEO Aramco Amin H. Nasser mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Saudi Press Agency pada Rabu (11/3/2020) bahwa perusahaan telah diarahkan oleh Kementerian Energi untuk meningkatkan kapasitas maksimum yang berkelanjutan dari 12 juta menjadi 13 juta barel per hari.

Baca juga: AP I berharap turunnya harga minyak dunia tingkatkan trafik penumpang

Kegagalan untuk mencapai kesepakatan pekan lalu tentang pengurangan produksi minyak antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dipimpin oleh Rusia, sebelumnya telah mengirim harga minyak ke dalam keadaan menukik dan memicu kekhawatiran kemungkinan perang harga.

Pasar juga di bawah tekanan setelah data menunjukkan kenaikan dalam stok minyak mentah AS. Untuk pekan yang berakhir 6 Maret, persediaan minyak mentah komersial AS (tidak termasuk dalam Cadangan Minyak Strategis) meningkat sebesar 7,7 juta barel dari minggu sebelumnya, Badan Informasi Energi AS melaporkan pada Rabu.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020