Magetan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan, Jawa Timur, mengisolasi anggota keluarga pasien positif corona (COVID-19) yang meninggal dunia saat dirawat di RSUD dr Moewardi Solo, Jawa Tengah, dan dimakamkan di kampung halamannya di Kecamatan Ngariboyo, Magetan.

"Kebijakan ini ditempuh agar penularan COVID-19 tidak semakin meluas," ujar Bupati Magetan Suprawoto dalam keterangan persnya di Pendapa Surya Graha, Kantor Bupati Magetan, Sabtu.

Menurut dia, hasil penelusuran yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Magetan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, didapati 10 anggota keluarga korban yang pernah berkontak fisik dengan yang bersangkutan semasa masih dirawat di RSUD dr Moewardi Solo, Jawa Tengah.

"Korban meninggal ini merupakan warga kelahiran Magetan, namun tinggal di Solo. Dimakamkan di Magetan karena permintaan keluarga," kata Bupati.

Saat kontak tersebut, pemeriksaan spesimen korban belum diketahui. Sementara, hasil laboratorium baru keluar pada Jumat (13/3) yang menyatakan korban positif virus corona. Korban meninggal dan dimakamkan pada Rabu (11/3).

Saat ini ke-10 anggota keluarga korban itu sudah diambil sampel darah dan nasofaring oleh Dinkes Jatim untuk kemudian dikirim ke Balitbangkes Kemenkes. Ke-10 anggota keluarga yang diisolasi tersebut adalah anak, cucu, menantu, dan empat saudara korban, termasuk juga istri korban yang saat ini sedang diisolasi di RSUD dr Soedono, Kota Madiun.

Adapun, isolasi keluarga korban akan dilakukan di rumah korban selama 14 hari ke depan dengan pengawasan ketat tim Dinas Kesehatan Magetan. Untuk sementara, pihaknya menyarankan agar warga tidak mengunjungi keluarga korban dalam waktu dekat.

Sampai dengan kemarin (Jumat), kesehatan seluruh anggota keluarga korban dalam kondisi baik. Kecuali istri korban yang mengeluh sakit demam, batuk, pilek, dan sesak napas hingga dirujuk ke RSUD dr Soedono Madiun .

"Sejauh ini istri korban masih dinyatakan pasien dalam pengawasan (PDP) corona atau COVID-19. Hal itu karena hasil pemeriksaan laboratorium belum keluar. Tapi, sudah ada penanganan," kata Bupati Suprawoto.

Selain 10 anggota keluarga, Dinas Kesehatan Magetan juga mengambil darah empat orang tetangga korban. Keempat warga tersebut juga diduga melakukan kontak dengan korban dan keluarganya.

Menyikapi kasus tersebut, Bupati Suprawoto mengimbau warga Magetan tidak panik. Warga diminta untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Dia juga menyarankan agar warga secepatnya memeriksakan diri saat mengeluhkan sakit demam, batuk, dan pilek sekaligus mengurangi aktivitas di luar rumah untuk sementara waktu. Hal itu sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19.

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020