Zagreb (ANTARA) - Sejumlah gempa susulan pada Senin (23/3) terus menggetarkan Zagreb, yang sehari sebelumnya diguncang gempa bumi berkekuatan 5.4 magnitudo hingga menyebabkan banyak kerusakan di ibu kota Kroasia itu.

Seorang remaja putri berusia 15 tahun meninggal pada Senin akibat luka-luka karena gempa pertama. Sebanyak 26 orang cedera, yang 18 di antaranya mengalami luka berat.

Menteri Dalam Negeri Davor Bozinoc, Senin, memastikan bahwa lebih dari 250 gedung rusak, termasuk banyak warisan budaya. Lebih dari 7.000 bangunan dilaporkan untuk dinilai kerusakannya.

Wali Kota Zagreb Milan Bandic telah menyatakan status bencana alam di kota itu.

Tentara-tentara pada Senin melakukan pembersihan jalanan di ibu kota.

Banyak pasien dari beberapa rumah sakit sudah dipindahkan ke berbagai tempat. Sejumlah ibu dan bayi juga dipindahkan dari sebuah rumah sakit bersalin ke tenda-tenda, yang pada awalnya didirikan untuk mengantisipasi penerimaan pasien-pasien COVID-19.

Peristiwa itu muncul pada saat lockdown (karantina wilayah) mulai diberlakukan di Zagreb pada Senin dalam upaya menghentikan wabah COVID-19.

Otoritas kota khawatir bahwa aturan ketat terkait penangkalan virus corona baru di kota itu bisa terganggu karena peningkatan kontak fisik pascagempa di kalangan masyarakat.

Jumlah kasus baru infeksi virus corona di Kroasia pada Senin meningkat menjadi 315 dan sebanyak 121 pasien di antaranya dirawat di rumah sakit di Zagreb, menurut laman pemerintah pemantau wabah tersebut, koronavirus.hr

Sumber: Xinhua-OANA

Baca juga: Zagreb diguncang gempa, warga Kroasia tetap diimbau pembatasan sosial

Baca juga: Serbia, Kroasia kompak serukan Olimpiade Tokyo ditunda

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020