Tokyo (ANTARA News) - PM Jepang Taro Aso mengaku terkejut atas keputusan mundur Ketua Umum partai oposisi Jepang Ichiro Ozawa, yang juga merupakan rival kuatnya untuk menggantikannya sebagai Perdana Menteri Jepang dalam pemilu mendatang.

"Saya sungguh terkejut dengan berita yang menyatakan Ozawa mundur. Padahal kami berdua dijadwalkan berhadapan dalam debat yang akan berlangsung di Diet (parlemen) Rabu (13/5) nanti," kata Aso seperti dikutip media massa Jepang.

Aso mengemukakan hal itu saat dicegat wartawan mengenai mundurnya Ozawa sebagai Ketua Umum Democratic Party of Japan (DPJ), pada Senin (11/5) malam. DPJ merupakan partai oposisi terbesar sekaligus rival terberat bagi partai berkuasa Liberal Democratic Party (LDP) untuk pemilu Majelis Rendah Parlemen Jepang.

Namun demikian Aso mengatakan, mundur Ozawa tidak akan mempengaruhi agenda politik Jepang yang sudah terjadwal, yaitu penyelenggaraan pemilu Majelis Rendah Jepang yang dijadwalkan berlangsung pada September 2009.

Lebih jauh Aso mengatakan bahwa sebetulnya banyak publik Jepang yang tidak begitu mengerti alasan Ozawa mengambil tanggungjawab untuk mundur dan mengapa melakukannya pada sekarang ini.

Ia juga menegaskan bahwa mundurnya Ozawa tidak akan mempengaruhi kegiatan parlemen, khususnya dalam sidang persetujuan anggaran.

"Apapun yang dilakukan pemimpin oposisi Jepang tersebut tidak emberikan pengaruh pada keputusan parlemen," katanya.

Sementara itu, Menteri Sekratris Kabinet Takeo Kawamura mengatakan, Ozawa telah menghadapi kritikan publik atas ketidakmampuannya mengatasi skandal yang dialaminya. Itu sebabnya ia mengambil keputusan mundur.


Pergantian kekuasaan

Ichiro Ozawa (66) bersama partai oposisi selama ini dikenal sebagai kandidat yang kuat untuk mengadakan pergantian kekuasaan di Jepang, menyusul ketidakpercayaan rakyat terhadap kabinet dan partai berkuasa LDP.

Mantan anggota LDP itu juga merupakan calon kuat dari oposisi untuk menjadi perdana menteri Jepang menggantikan Aso.

Ozwa sendiri dalam jumpa pers yang berlangsung secara terbuka dan diliput secara luas oleh media massa dalam dan luar negeri, tetap mengatakan bahwa dirinya tidak bersalah atas skandal keuangan yang dilakukan sekretaris pribadinya, Takanori Okubo (47). Okubo dituduh menerima uang donasi bagi partainya sebesar 35 juta yen.

Dalam pernyataannya, Ozawa yang terlihat tertekan mengatakan, keputusannya untuk mundur dari Ketua Umum partai DPJ diambil guna mempertahankan keutuhan partai, menyusul semakin dekatnya pemilu majelis rendah.

"Saya memutuskan mundur dari jabatan Ketua Partai DPJ agar keutuhan partai tetap terjaga kuat guna merealisasikan tujuan pergantian kekuasaan," kata Ozawa di markas besar DPJ di Tokyo.

Ozawa menjadi anggota parlemen untuk pertama kalinya pada 1969 dari partai LDP dan terpilih sebanyak 13 kali sejak itu. Ia pernah menempati pos penting di kementrian dalam negeri dari tahun 1985 hingga 1986. Kemudian menjadi Sekjen LDP, dari tahun 1989 hingga 1991.

Namun pada Juni 1993 Ozawa hengkang dari LDP bersama 40 koleganya dan membentuk Liberal Party pada 1998. Tahun 1999 partainya membangun koalisi dengan LDP.

Setelah meninggalkan koalisi pada 2000, ia menggabungkan partainya dengan DPJ pada September 2003. Tidak lama ia terpilih sebagai Ketua Umum DPJ pada April 2006. setahun kemudian ia berhasil membawa koalisi kepada kemenangan dalam pemilu Majelis Tinggi dengan menumbangkan LDP dan koalisinya, Partai Komeito.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009