Manado (ANTARA) - Perseroan Terbatas Pertamina Marketing Operasi Region (MOR) VII memastikan distribusi dan stok LPG di wilayah kerja yang mencakup Sulawesi tetap aman.

Unit Manager Communication dan CSR MOR VII Hatim Ilwan, Selasa (7/4), mengatakan bahwa konsumsi LPG rumah tangga di seluruh Sulawesi mengalami peningkatan sepanjang Maret 2020.

Perhitungan peningkatan konsumsi LPG ini diambil dari rerata penyaluran normal, yaitu sepanjang Januari hingga Februari 2020 dibandingkan dengan rata-rata penyaluran pada bulan Maret hingga minggu pertama bulan April 2020 saat siaga Covid-19.

Baca juga: Pertamina : Stok elpiji ukuran 3 kg di Jatim aman

Pada periode tersebut, Pertamina MOR VII mencatat kenaikan konsumsi LPG public service obligation (PSO) ukuran 3 kg dari 1.511,60 metric ton/hari atau setara 503.866 tabung/hari menjadi 1.528,15 MT/hari atau setara 509.383 tabung/hari.

"Dengan kata lain, terjadi peningkatan sebesar 16,55 MT/hari setara 5.517 tabung/hari atau sebesar 1,1 persen dari penyaluran normal," ujar Hatim.

Begitu juga dengan produk LPG non-PSO, elpiji 12 kg, bright gas 5,5 kg dan 12 kg mengalami peningkatan jumlah konsumsi dari 123,48 MT/hari menjadi 126,90 MT/hari.

Bahkan, jika merujuk kenaikan yang mencapai 3,42 MT/hari, ini berarti khusus LPG nonsubsidi mengalami peningkatan lebih besar dibanding LPG subsidi, yakni mencapai 2,77 persen dibanding penyaluran normal.

Kenaikan konsumsi LPG ini tak lepas dari imbauan pemerintah kepada masyarakat untuk lebih banyak tinggal di rumah sehingga aktivitas memasak di rumah makin meningkat.

Apalagi, kata Hatim, khusus LPG nonsubsidi, pihaknya makin gencar melakukan promo layanan pesan antar bright gas di beberapa titik di Sulawesi Selatan.

"Layanannya mudah diakses. Cukup menelpon call center Pertamina 135, konsumen sudah bisa melakukan pembelian dan isi ulang bright gas yang produknya langsung diantar ke rumah," ujarnya.

Baca juga: Papua Terkini - Stok elpiji di Jayapura aman

Menurut dia, kenaikan konsumsi LPG di sektor rumah tangga ini berbanding terbalik dengan konsumsi di sektor nonrumah tangga yang biasanya diserap oleh industri rumah makan, kafe, dan hotel.

Ia menyebutkan konsumsi rata-rata harian selama Maret lalu justru turun 21,6 persen atau yang semula 32,1 MT/hari sepanjang Januari dan Februari 2020 menjadi 25,2 MT/hari.

Jika melihat tren data yang ada, Hatim mengatakan bahwa pihaknya memprediksi konsumsi LPG rumah tangga, baik PSO maupun non-PSO, ini akan terus meningkat.

"Apalagi, sekitar 2 minggu lagi sudah memasuki bulan puasa yang secara tren tahunan pun biasanya mengalami peningkatan konsumsi LPG," ujarnya.

Meskipun demikian, Hatim menegaskan peningkatan konsumsi LPG ini bakal diikuti upaya Pertamina untuk terus memastikan bahwa dari sisi distribusi dan pasokan tetap aman dan tidak ada kendala.

Baca juga: Pertamina pastikan penyaluran elpiji subsidi tak berlebihan

"Kami sudah mitigasi dengan melihat kecendrungan yang ada saat ini dalam situasi wabah Covid-19 serta sebaran konsumsi sepanjang bulan puasa tahun lalu," katanya menjelaskan.

Hatim juga mengimbau masyarakat tetap tenang dan terus dapat memanfaatkan berbagai jenis produk LPG berkualitas dengan berbagai macam keunggulan yang ditawarkan.

"Masyarakat juga dapat turun berperan aktif dalam mengawasi distribusi dan penggunaan LPG bersubsidi dengan melaporkan jika terjadi kecurangan ke call center 135," katanya.

Pewarta: Jorie M.R. Darondo
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020