Timika (ANTARA) - Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab bersama Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw dan Kabinda Papua Brigjen TNI Abdul Haris Napoleon, Selasa petang mendatangi kamar jenazah RSUD Mimika untuk menemui keluarga korban penembakan oleh aparat.

Begitu tiba di depan kamar jenazah RSUD Mimika, Pangdam dan Kapolda sudah ditunggu oleh para kerabat korban untuk menyampaikan sejumlah tuntutan berkaitan dengan insiden meninggalnya Eden Armando Debari (20) dan Ronny Wandik (23) yang ditembak oleh aparat Satgas TNI di Mile 34, area PT Freeport Indonesia, Timika, Senin (13/4) malam.

Baca juga: TNI-Polri kembali lumpuhkan satu anggota KKB ditembak mati

Baca juga: Polisi amankan warga Timika pemasok bahan makanan ke KKB

Baca juga: Kapolda: KKB tembak mobil pengangkut "bama" PT. Freeport, dua luka


Setelah mendengarkan aspirasi keluarga korban, kedua petinggi TNI dan Polri itu kemudian masuk ke kamar jenazah RSUD Mimika untuk memberikan penghormatan kepada kedua pemuda yang meninggal itu serta menemui orang tuanya untuk menyampaikan rasa duka cita.

Pangdam mengatakan kehadirannya bersama Kapolda Papua dan Kabinda Papua di Timika untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan terkait insiden penembakan yang menewaskan kedua pemuda tersebut sekaligus menemui keluarga korban yang sedang berduka.

"Saya bersama Kapolda dan jajaran hadir di sini untuk membantu masyarakat yang sedang berduka. Kami menyampaikan turut berduka cita atas kejadian ini," kata Mayjen Asaribab.

Terhadap insiden penembakan tersebut, Pangdam berjanji untuk segera menurunkan tim investigasi.

"Nanti ada petugas yang ditunjuk untuk melaksanakan investigasi sehingga bisa mengetahui kejadian ini secara saksama dan tentu akan ada proses-proses hukum yang berjalan," katanya.
 
Keluarga korban penembakan menyampaikan sejumlah tuntutan kepada Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab dan Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw, Selasa (14/4/2020) (ANTARA/Evarianus Supar)


Kapolda Papua Paulus Waterpauw mengakui situasi dan kondisi keamanan di wilayah Mimika akhir-akhir ini agak kurang kondusif akibat dari adanya sekelompok orang yang bersenjata melakukan serangkaian aksi kekerasan secara masif kepada aparat TNI dan Polri, tetapi juga terhadap karyawan PT Freeport Indonesia dan sejumlah fasilitas perusahaan tambang itu.

Dalam kondisi seperti itu, maka ditempatkanlah sejumlah satuan tugas di wilayah Mimika, termasuk di area pertambangan PTFI sebagai salah satu obyek vital nasional.

"Kehadiran aparat tentu untuk menjaga dan melindungi masyarakat, termasuk juga ada obyek vital nasional PTFI yang di dalamnya juga ada manajemen dan pemerintahan yang ada di sini. Itu bagian yang kita harus jaga. Namun karena situasinya begitu terbuka, terkadang kami sulit membedakan mana kelompok-kelompok yang berseberangan dengan kita, mana masyarakat biasa," kata Irjen Paulus.

Setelah melalui dialog dengan kedua pimpinan TNI dan Polri itu, kerabat korban akhirnya menyetujui jenazah kedua pemuda tersebut dibawa ke Kwamki Lama untuk disemayamkan di rumah duka dan selanjutnya akan dikebumikan pada Rabu (15/4).

Baca juga: Kapolda Papua: anggota KKB Kali Kopi membaur di Kota Timika
 
Keluarga korban menggotong peti jenazah salah satu korban penembakan oleh aparat untuk dimasukan ke dalam mobil ambulans sebelum dibawa ke rumah duka di Kwamki Lama, Timika, Selasa (14/4/2020). (ANTARA/Evarianus Supar)


Almarhum Eden dan Ronny diduga menjadi korban salah tembak oleh aparat TNI Satgas YR 712 dan YR 900 saat melakukan operasi penindakan terhadap KKB di Mile 34, area PTFI, Timika pada Senin (13/4) malam.

Padahal saat itu kedua pemuda sedang mencari ikan dengan cara menyelam (dalam bahasa setempat disebut molo) dengan membawa tombak atau panah di sebuah kali di sekitaran Mile 34.

Baca juga: Jubir Freeport: Pengamanan Kuala Kencana ditingkatkan

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020