Pelaihari (ANTARA) - Bupati Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Sukamta bersama istri Nurul Hikmah Sukamta menyaksikan pernikahan putra mereka Syahid Fithratullah dengan Nur Anisa Aprilia di Yogyakarta, melalui video conference, Sabtu (18/4).

Sukamta beserta istri terlihat menangis haru, saat menyaksikan putranya mengucapkan ijab kabul pernikahannya melalui video conference di Pelaihari, ibukota Kabupaten Tanah Laut,

Dengan mata berkaca-kaca Sukamta mengungkapkan rasa sedihnya, tidak dapat hadir pada pernikahan anaknya tersebut, karena situasi pandemi COVID-19 serta tanggungjawabnya sebagai pemimpin di Kabupaten Tanah Laut.

Dia juga menambahkan, Kabupaten Tanah Laut sedang berduka karena sejak Jumat malam, (17/4), ada tiga warga positif terpapar COVID-19.

"Bagaimana saya tidak sedih karena ini kesempatan pertama untuk menikahkan anak sendiri yang seharusnya saya hadir. Ini sangat berat karena tanggung jawab saya sebagai orang tua untuk menikahkan anak," katanya.

Namun, tambah dia, tanggung jawab yang jauh lebih besar sebagai pemimpin daerah, yang harus tetap di tengah masyarakat, saat seluruh rakyat sedang menghadapi penderitaan akibat pendemi COVID-19.

Orang nomor satu di Pemkab Tanah Laut tersebut mengungkapkan, dia telah mewakafkan dirinya untuk Kabupaten Tanah Laut, sehingga tanggung jawab keluarga dan pribadi menjadi nomor dua, demi kepentingan masyarakat Kabupaten Tanah Laut.

"Tentu saya sekeluarga sangat sedih, demi Tanah Laut demi amanah yang saya emban. Maka dari itu kami hanya bisa menyaksikan pernikahan anak kami lewat video conference saja," katanya, sambil terus mengusap air matanya.

Alhamdulillah, lanjutnya, seluruh rangkaian acara sudah berjalan lancar. Walaupun Sukamta mengerti putranya juga sedih atas ketidakhadirannya, namun dia yakin anaknya bisa memahami dengan situasi yang dihadapi saat ini.

Bupati mengimbau masyarakat Tanah Laut agar tetap tenang dan tidak panik, namun tetap melakukan pencegahan penularan COVID-19 dengan menggunakan masker setiap berpergian, menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Selain itu, tetap berdiam diri di rumah dan berkumpul dengan keluarga atau tidak ke luar rumah jika tidak ada kepentingan mendesak.
 

Pewarta: Ulul Maskuriah/Arianto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020