Jakarta (ANTARA) - Ulama sekaligus tokoh agama Prof Muhammad Quraish Shihab mengatakan saat kini di tengah pandemi COVID-19 sebenarnya momentum baik untuk melaksanakan tadarus di rumah dari pada di masjid.

"Tadarus sekarang justru kesempatan yang sangat baik di rumah terhadap orang-orang yang wajib kita ajarkan misalnya anak-anak, istri dan keluarga," kata dia saat konferensi video di Graha BNPB Jakarta, Jumat dengan pembahasan "Ibadah Ramadhan #dirumahaja".

Selama ini banyak umat Muslim yang keliru dan berlomba-lomba membaca Al Quran saat bulan puasa dengan mengartikannya sebagai definisi tadarus padahal tidak seperti itu.

Baca juga: Quraish Shihab: Nabi pernah Shalat Tarawih hanya tiga malam di masjid

Ia menjelaskan tadarus itu bukan hanya sebatas membaca Al Quran namun lebih kepada interaksi dua orang atau lebih untuk membaca, memahami serta mempelajari kitab suci.

Oleh sebab itu, saat ini di rumah adalah kesempatan luar biasa untuk melaksanakan tadarus dan mengajarkan anak-anak, istri, saudara dan kerabat lainnya.

"Itu jauh lebih dari pada baca Al Quran di masjid," kata Menteri Agama Kabinet Pembangunan VII 1998 tersebut.

Quraish Shihab kembali mengingatkan agar umat Muslim tidak keliru dalam memahami tadarus yaitu mengulangi bacaan sampai paham kandungan isi ayat tersebut.

Sebagai contoh, dulu sahabat Nabi Muhammad SAW berkumpul dan berdiskusi melakukan tadarus sampai paham dengan isi kandungan ayat yang dibaca.

Baca juga: Bandara Raden Inten beralih ke penerbangan kargo selama pandemi

"Bahkan mereka tidak berpindah ke ayat lain sebelum mereka paham betul ayat yang dibaca dan dipelajari," kata dia.

Sehingga kegiatan tadarus selama bulan Suci Ramadhan yang dilakukan umat Muslim tidak harus menamatkan bacaan kitab suci Al Quran.


Terakhir cendekiawan Muslim kelahiran 16 Februari 1944 tersebut mengatakan bahwa ibadah tidak hanya sebatas ritual saja karena cukup banyak dan beragam.

Dalam bahasa Al Quran, ibadah ialah amal saleh semua amal yang positif. Amal itu dapat merujuk kepada penggunaan daya pemikiran, fisik, kalbu dan hidup.

Selama aspek tersebut digunakan dan bersifat saleh serta sesuai nilai-nilainya, maka hal itu dapat dikatakan ibadah. Oleh sebab itu, setiap orang bisa melakukan ibadah di rumah.

Baca juga: Bantuan APD untuk tenaga medis di Palu terlus mengalir
Baca juga: Menteri PPPA sebut perempuan kekuatan bangsa dalam perangi COVID-19
Baca juga: Ahli gizi UGM: Puasa mampu meningkatkan imunitas tubuh

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020