Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil atau Emil mengatakan, PT Bio Farma dapat memproduksi cairan pereaksi kimia atau reagen untuk pemeriksaan COVID-19 dengan metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).

“Di Bio Farma, kita bisa menyaksikan ada produksi untuk reagen PCR, untuk mengetes positif atau negatif COVID-19,” kata Kang Emil seusai mengunjungi PT Bio Farma di Kota Bandung, Jumat.

Menurut Kang Emil, PT Bio Farma memiliki kapasitas produksi mencapai 100.000 tes kit reagen, dan masih bisa ditingkatkan guna memenuhi kebutuhan alat tes COVID-19 di Jabar.

“Kapasitas kurang lebih 100.000 selama dua minggu dan bisa ditingkatkan, sehingga (kit) pengetesan produksinya di Jawa Barat,” ucapnya.

Sementara itu, Research Coordinator Divisi Riset PT Bio Farma Dicky mengungkapkan, kapasitas produksi reagen di Bio Farma mencapai 50.000 test kit per minggu, dan bisa ditingkatkan hingga 100.000 test kit per minggu bila dibutuhkan. Jumlah tersebut akan mampu memenuhi kebutuhan tes dengan metode RT-PCR di Jabar.

“Sebenarnya dari Bio Farma kita dengan kapasitas terpasang per hari bisa sampai 300 box atau setara 50.000 test kit dalam satu minggu, atau (bila dibutuhkan) maksimal malah kita bisa sampai 15.000 test dalam satu hari, atau setara hampir 100.000 test kit seminggu itu sebenarnya bisa kita penuhi,” kata Dicky.

Akan tetapi, Dicky mengatakan bahwa proses produksi terkendala oleh kedatangan bahan baku. Negara-negara di dunia tengah saling berebut bahan baku reagen. Meski begitu, ia mengaku  telah melakukan pemesanan yang diperkirakan akan sampai pekan depan.

“Kendalanya hanya kedatangan bahan baku, dan itu sudah kita pesankan. Masalah bahan baku itu sebenarnya tidak hanya di kita, jadi seluruh dunia memang sekarang sedang berebut bahan bakunya,” ucapnya.

Dicky menjelaskan, bahan baku yang akan sampai pekan depan tersebut akan dialokasikan untuk produksi 100.000 test kit reagen. Nantinya, kit RT PCR tersebut akan segera dapat disebarkan ke seluruh Indonesia paling cepat pada pertengahan Mei 2020.

“Sementara untuk yang 100.000 perdana ini merupakan proyek Nasional yg digagas BPPT dan komponen bangsa lain yg bersama-sama akan didonasikan untuk disebar ke seluruh Indonesia secara gratis, jadi tidak akan dikomersilkan,” katanya.

“Untuk yang 100.000 pertama itu (sebagian bahan baku) Insyaallah datang minggu depan, awal Mei kita produksi, minggu kedua Mei sudah bisa langsung didistribusi secara nasional,” imbuhnya.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan Jabar selanjutnya, kata Dicky, PT Bio Farma telah menyiapkan produksi selanjutnya yang akan diprioritaskan untuk Jabar dan nasional. Bio Farma berkomitmen penuh untuk memenuhi kebutuhan alat tes RT PCR COVID-19 secara nasional.

“Bio Farma sendiri sudah menyiapkan lagi produksi batch yang lain, itu yang mungkin nanti bisa dikomunikasikan, diprioritaskan untuk Jabar sekian puluh ribu, kalau masih kurang bisa kita produksi lagi untuk bacth-batch berikutnya,” tuturnya.

“Insya Allah nanti, seperti yang disampaikan Gubernur, secara teritorial Jabar harus diprioritaskan karena Bio Farma ada di Jabar, dan itu sudah di sampaikan komitmennya dari direksi kami,” tambahnya.

 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020