Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia siap menyerap surat berharga negara (SBN) yang dimiliki perbankan senilai Rp700 triliun yang nantinya bisa digunakan untuk mendukung program pemulihan ekonomi salah satunya untuk restrukturisasi kredit.

“Bank-bank monggo pakai SBN yang dimiliki Rp700 triliun ini ke BI ada term repo,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam keterangan pers daring di Jakarta, Rabu.

Cara itu, lanjut dia, merupakan bentuk operasi moneter BI dalam melakukan ekspansi melalui transaksi repo berjangka waktu tertentu dengan dasar SBN milik perbankan yang membutuhkan likuiditas.

Gubernur BI menilai likuiditas Rp700 triliun itu jumlahnya lebih dari cukup untuk restrukturisasi kredit misalnya penundaan angsuran pokok dan bunga kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah selama enam bulan.

Ia menjelaskan likuiditas Rp700 triliun tersebut juga bisa digunakan untuk merestrukturisasi kredit korporasi atau BUMN jika masih mencukupi.

Namun, lanjut dia, apabila masih belum mencukupi, maka pemerintah akan menerbitkan SBN senilai Rp150 triliun untuk menutupi kekurangan dalam program pemulihan ekonomi.

Meski begitu, pemulihan ekonomi untuk BUMN dan korporasi ini harus dihitung terkait jumlah dan skema restrukturisasi yang bisa diberikan.

“Kami juga masih menunggu program pemulihan ekonomi dari pemerintah dengan OJK untuk UMKM, detail seperti apa,” katanya.

Dalam waktu dekat pemerintah akan mengumumkan program pemulihan ekonomi sebagai dampak dari wabah COVID-19.

Sementara itu, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi BI akan tetap melakukan kebijakan pelonggaran melalui injeksi likuiditas (QE) yang hingga saat ini sudah digelontorkan sebesar Rp503,8 triliun.

“Kalau stimulus fiskal tambah jalan dan tambah cepat, Insya Allah ekonomi tambah bagus, yang kami sudah tambahkan likuiditas bisa mengalir kesana,” katanya.

 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020