Palembang (ANTARA News) - Guna mengurangi dampak kriminalitas dengan menggunakan senjata api di Sumatra Selatan (Sumsel), sistem bapak angkat yang dijalankan pengusaha bagi para perajin pembuatan senjata api rakitan dinilai sangat tepat.

Kapolda Sumsel, Irjen Pol Sisno Adiwinoto,di Palembang, Kamis, saat menjadi narasumber Temu Investor 2009, mengatakan bahwa peran aktif dari pengusaha dalam menjaga keamanan tidak cukup hanya dengan menyediakan petugas keamanan sebanyak mungkin.

Para pengusaha bisa melakukan tindakan preventif mengurangi kejahatan, dengan merangkul perajin senjata api menjadi anak angkat, kata Kapolda pula.

Menurut dia, sampai kini kejahatan dengan menggunakan senjata api terus terjadi, karena senjata api rakitan tersebut juga terus diproduksi.

Diharapkan, dengan pengembangan sistem bapak angkat, maka pengusaha dapat mengarahkan perajin senjata api memproduksi barang itu untuk suvenir, ujar Sisno.

Kapolda menambahkan bahwa upaya pembinaan dan pemberian pinjaman modal bagi perajin senjata api dapat mengubah orientasi produksi dari untuk senjata menjadi barang cenderamata.

"Perajin bisa tetap memproduksi senjata tanpa harus memasok senjata kepada pelaku kriminal," kata Kapolda pula.

Sisno menjelaskan, angka kriminalitas yang tinggi di Sumsel salah satunya karena membuat senjata rakitan sudah menjadi budaya masyarakat.

Kebiasaan membawa senjata juga budaya masyarakat di Sumsel yang tidak bisa dihilangkan kecuali dengan berbagai tindakan preemtif dan preventif, ujar Sisno.

Kapolda merincikan, selama enam bulan terakhir, terjadi sebanyak 500 kasus perampokan dengan kekerasan, dan 2.000 lebih kasus pencurian dengan kekerasan.

Polisi terpaksa mengambil tindakan tegas, antara lain 39 orang penjahat ditembak, empat di antaranya tewas, dan sebanyak 300 senjata api rakitan berhasil diamankan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009