Jakarta (ANTARA) - Peran para duta besar (dubes) disarankan untuk tidak hanya fokus pada kerja sama di bidang politik dan keamanan saja namun juga memperluas diplomasi ekonomi agar terwujud kerja sama yang produktif.

Pengamat ekonomi dan diplomasi luar negeri Gerry Hukubun dalam keterangannya, Selasa, mengatakan sesuai dengan amanat konstitusi, peran duta besar adalah sebagai duta perdamaian sehingga harus membangun dan menjaga hubungan bilateral yang baik antara kedua negara.

“Itu adalah hal mutlak yang selama ini dijalankan oleh semua duta besar. Namun apabila hanya dengan menjadi duta perdamaian saja, peran duta besar hanya lebih cenderung di bidang politik dan keamanan saja. Sementara peran duta besar seharusnya bisa lebih dari sekadar menjaga hubungan perdamaian,” katanya.

Baca juga: DPR benarkan Jokowi ajukan 31 nama calon Dubes RI

Hubungan bilateral itu menurut dia, juga merupakan hubungan internasional kedua negara yang di dalamnya terdapat berbagai bidang diantaranya politik, budaya, dan ekonomi.

“Peran duta besar saat ini harus lebih dipusatkan ke bidang ekonomi. Karena dengan kemajuan teknologi saat ini, semua serba cepat dan maju. Tentu kita tidak mau ketinggalan dengan negara-negara lain yang dapat memanfaatkan perkembangan zaman ini untuk bisa meningkatkan kinerja dalam segala aspek di negaranya,” katanya.

Ia mengatakan bahwa Presiden Jokowi juga telah menyadari apabila peran diplomatik lebih ditingkatkan lagi maka seharusnya dampak pertumbuhan ekonomi dari kerja sama antar negara bisa lebih maju lagi dari sebelumnya.

Dewan Kehormatan Partai Hanura itu berpendapat duta besar sesungguhnya adalah jabatan karir sekaligus juga jabatan politik sehingga diharapkan dapat menjalankan fungsi sebagai duta investasi mapun duta ekspor di negara yang ditempatkan.

“Talenta seseorang dalam menjalankan sebuah tugas yang berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi, lebih cocok apabila orang tersebut mempunyai talenta dari sisi marketing dan memiliki jiwa enterpreneurship,” katanya.

Dengan era teknologi yang transparan seperti ini, ia menyarankan sudah saatnya Presiden Jokowi lebih selektif dan mempertimbangkan agar memilh duta besar yang mempunyai jiwa enterpreneurship serta kemampuan marketing yang produktif.

“Sehingga keinginan kita bisa diwujudkan agar duta besar itu perannya semakin efektif sebagai duta investasi dan ekspor di negara yang ditempatkan,” katanya.

Ia menegaskan saat ini masih banyak negara-negara yang berpotensi untuk ditingkatkan kerja sama ekonominya dengan Indonesia dengan menarik investasi dan membuka peluang ekspor dari Indonesia ke negara-negara tersebut.

Faktanya adalah peran diplomasi, kata dia, sebagian besar masih dimaknai hanya sebatas sebagai perwakilan negara asal ke negara yang ditempatkan yang fungsinya hanya untuk menjadi perwakilan dan belum sampai ke tahapan menjemput dan menciptakan peluang investasi serta peluang mengekspor kebutuhan negara tersebut dari negara.

Baca juga: Komisi I jadwalkan uji kelayakan 31 calon Dubes LBBP pada Juni

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020