Jakarta (ANTARA) - Puasa sewaktu, intermittent fasting, adalah cara yang bagus untuk menurunkan berat badan. Banyak yang mencobanya dan menganggapnya sebagai salah satu cara termudah untuk tetap langsing.

Beberapa penelitian juga telah membuktikan puasa sewaktu juga bermanfaat pada kesehatan jantung, tekanan darah, hingga keseimbangan gula darah, Times of India dikutip Selasa.

Kendati demikian, pola makan dalam periode waktu tertentu ini ternyata tidak boleh dilakukan oleh orang-orang dengan kondisi tertentu. Berikut adalah empat kondisi orang yang tidak boleh mencoba intermittent fasting.

1. Mereka yang menderita gangguan pola makan
 Intermittent fasting mengharuskan seseorang untuk mempraktikkan jendela makan (periode waktu boleh makan dan periode waktu untuk puasa) yang disiplin dan membatasi jenis makanan tertentu.

Kondisi ini bisa menjadi pemicu bagi mereka yang mengalami gangguan pola makan seperti anoreksia, bulimia, hingga binge eating.

2. Ibu hamil
Ibu hamil pada dasarnya makan untuk dua orang, untuk dirinya dan janin dalam kandungannya.

Meskipun porsi makan ibu hamil tetap tidak boleh berlebihan, ibu hamil tetap membutuhkan energi karena membawa janin dalam perut bukanlah hal yang mudah.

Ibu hamil yang melakukan diet puasa sewaktu tidak hanya akan mengalami pengurangan tingkat energi, namun juga penurunan kadar gula darah. Selain itu nutrisi dan kalori yang dibutuhkan janin dikhawatirkan tidak akan terpenuhi.

3. Orang dengan diabetes tipe 1
Meskipun beberapa penelitian mengatakan bahwa diet tertentu, termasuk puasa sewaktu, dapat membantu mengendalikan kadar gula darah. Namun bagi mereka yang menderita diabetes akut, atau bergantung pada insulin, menjalankan diet puasa sewaktu justru dapat membahayakan.

Jendela puasa yang panjang pada diet puasa sewaktu dapat mempengaruhi kadar gula darah dan bahkan menurunkannya ke tingkat yang berbahaya. Oleh karena itu, mereka yang menderita diabetes idealnya harus makan teratur, bergizi dan tidak berpuasa selama berjam-jam.

Hal yang sama berlaku bagi mereka yang mengalami masalah kesehatan kronis, seperti kanker.

4. Orang yang sedang berolahraga berat secara intensif
Bagi atlet yang sedang intensif melakukan aktivitas fisik berat, memang disarankan untuk mengurangi asupan kalori dalam bentuk tertentu. Namun puasa sewaktu bukanlah pilihan yang bijak.

Dalam pertandingan olahraga yang berat, ketahanan dan kekuatan tubuh bergantung pada pengaturan nutrisi yang tepat (termasuk elektrolit, kalori, protein) yang cukup. Namun hal tersebut akan sulit dipenuhi bila menjalani diet puasa sewaktu.

Pada dasarnya diet apa pun, termasuk puasa sewaktu, bekerja paling baik ketika Anda menjadikan kesehatan sebagai prioritas pertama. Penurunan berat badan seharusnya bukan satu-satunya tujuan.

Baca juga: Lima manfaat rutin minum kopi hitam

Baca juga: Penampilan terbaru Adele usai turun berat badan 45 kg

Baca juga: Britney Spears bagikan tips turunkan berat badan

Penerjemah: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020