Cikarang, Bekasi (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian meminta Kabupaten Bekasi, Jawa Barat membuat terobosan terkait penanganan bencana non-alam COVID-19.

Hal itu disampaikan Mendagri saat memberikan pengarahan dan diskusi terkait penanganan COVID-19 di Gedung Swatantra Wibawa Mukti, Kompleks Kantor Pemerintah Kabupaten Bekasi, Selasa.

"Mohon nanti Bapak Bupati, Pak Wali Kota dan Wakil, serta Ibu Bupati, didukung oleh bapak dan ibu sekalian membuat terobosan-terobosan untuk Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Karawang. In syaa Allah kalau terobosan itu positif, bisa menjadi model. Silakan didiskusikan, buat terobosan dan kemudian terobosan itu untuk menjadi model di daerah-daerah lain," kata dia.

Baca juga: Mendagri sebut Pemerintah tidak "grusa-grusu" hadapi COVID-19

Mendagri menyontohkan beberapa negara telah melakukan terobosan terkait penanganan COVID-19 seperti Vietnam yang telah membuka pasar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan menjaga jarak fisik antara satu sama lainnya.

"Mengutip apa yang disampaikan oleh Ibu Bupati Karawang tadi, PSBB ini menjadi waktu latihan kita, latihan membiasakan pakai masker, latihan kita membiasakan cuci tangan, pakai hand sanitizer dan sabun, latihan kita untuk menjaga jarak, latihan kita untuk mengenal protokol kesehatan. Tidak ada salahnya saya kira kalau ada inisiatif dari Karawang, Bekasi Kota, maupun Kabupaten, sudah mulai melakukan dan berani membuat langkah, memberikan terobosan untuk menjadi contoh daerah lain," ucapnya.

Berkaca dari Vietnam dan beberapa negara yang telah membuka kembali sentra ekonomi maupun pasar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan menjaga jarak, Mendagri meyakini kepala daerah akan mampu mengatasi dan menyelamatkan masyarakat dari ancaman pemutusan hubungan kerja dengan catatan tetap dilakukan pencegahan penularan COVID-19 dengan ketat.

Baca juga: Presiden Jokowi minta Mendagri-Menkeu tegur daerah yang tak ubah APBD

"Misalnya di Vietnam dia membuka pasar basah tapi dibuat kotak-kotak jaraknya tiga meteran, saling tidak berhadapan sehingga akhirnya antarpedagang itu ada jaraknya, yang masuk juga ada jaraknya. Itu ditiru di Jawa Tengah, Salatiga. Apa salahnya Karawang dan Bekasi melakukan hal yang sama," katanya.

"Kalau bisa terobosan, itu tadi, membuat pabrik bisa buka setelah PSBB selesai dan bisa menerapkan dengan bagus, semua orang akan mengacungi jempol. Bapak dan Ibu Kepala Daerah, pimpinan DPRD, serta Forkopimda sudah menyelamatkan orang dari PHK. Kita kan sudah tahu tadi cara penularannya seperti apa dan dia (COVID-19) matinya dengan cara apa, sebetulnya bisa dikelola," imbuh Mendagri.

Tito menyebut sebagai salah satu pusat aktivitas industri, Karawang dan Bekasi memiliki peran penting dalam memasok logistik nasional. Mendagri memandang perlu ada terobosan untuk menjaga stabilitas ekonomi disamping tetap menjaga keselamatan dan kesehatan publik.

"Kesehatan publik harus bisa kita tangani, kita manage, tapi ekonomi juga bisa survive. Nah Bekasi dan Karawang adalah salah satu daerah ekonomi yang penting dalam supply chain and production chain, rantai produksi, rantai suplai, logistik nasional. Nah, oleh karena itu bagaimana me-manage agar industri ini ke depan nanti tetap bisa berjalan meskipun vaksin belum ditemukan," katanya.

Tito juga mengharapkan kreasi dan inovasi dari otoritas di Bekasi dan Karawang mampu menekan penyebaran COVID-19 sehingga angka kasusnya dapat ditekan secara optimal.

"Ditambah dengan kesiapan kita untuk membuka ekonomi kembali agar ekonomi kita bisa pulih dan bangkit," kata Mendagri.(KR-PRA).

Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 di Kalteng bertambah 12
Baca juga: 10 tenaga kesehatan Padang Panjang dinyatakan sembuh dari COVID-19
Baca juga: Kondisi 12 WNI positif COVID-19 di Singapura stabil

 

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020